Koneksi Edukasi dengan Dunia Industri

Liliek Dharmawan
30/11/2016 14:18
Koneksi Edukasi dengan Dunia Industri
(Dok. Youtube)

LABORATORIUM bengkel itu cukup besar. Kira-kira berukuran seperempat lapangan sepak bola. Seorang siswa terlihat tengah tekun mempelajari mesin sebuah mobil minibus.

Ia tampaknya sudah cukup akrab dengan berbagai macam suku cadang yang ada di mobil itu. Cukup dengan sekali atau dua kali sentuhan, mobil itu dapat dihidupkan.

"Kami memang dilatih untuk mengerti mesin mobil keluaran PT Astra Daihatsu Motor (ADM). Sebab, sejak kelas 10 atau kelas 1 SMK, kami telah memilih jurusan," ungkap Igos, salah seorang siswa kelas 11, SMK Muhammadiyah 2 Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah, di sela-sela praktik yang dilakukannya.

Di samping laboratorium bengkel mobil itu, juga terdapat laboratorium bengkel khusus sepeda motor Honda. Sebab, sekolah tersebut juga bekerja sama dengan PT Astra Honda Motor (AHM).

"Kalau kami jurusannya adalah teknik sepeda motor. Sehingga, sejak awal sekolah di sini, sudah melalui penjurusan. Kami dilatih untuk mempelajari secara detail mesin honda," kata Danang, siswa kelas 11 SMK setempat, Rabu (30/11).

Kedua siswa itu merupakan murid pilihan. Karena, untuk mendapatkan jurusan yang kini mereka tempuh, mereka melalui seleksi ketat. Sebab, sejak ada ada kerja sama dengan PT ADM dan PT AHM, sejak awal siswa harus memilih jurusan.

"Yang paling ketat salah satunya adalah jurusan teknik kendaraan ringan. Jurusan tersebut diperebutkan setidaknya 200 siswa. Padahal yang dibutuhkan hanya sekitar 30 siswa. Jadi, sejak masuk di SMK Muhammadiyah 2 Ajibarang, mereka sudah langsung berkompetisi untuk memperebutkan 30 kursi tersebut," ujar Wakil Kepala Sekolah Bidang Kehumasan Slamet Riyadi.

Menurutnya, iklim kompetisi yang telah berjalan sejak awal itulah menempatkan para siswa terus digembleng talentanya.

"Kerja sama dengan PT ADM sejak 2010 dan PT AHM pada 2012 silam, membuat sekolah harus mengubah kurikulum agar link and match dengan dunia industri. Kurikulum yang disusun dengan PT ADM dan PT AHM berbeda, namun sama-sama membina dan mencetak talenta-talenta muda menjadi tenaga kerja unggul di bidangnya," ungkap Slamet.

Ia mengatakan kalau kurikulum di SMK setempat disusun sedemikian rupa sehingga sesuai dengan dunia kerja, khususnya untuk PT ADM dan PT AHM.

"Dengan menyesuaikan kurikulum dengan dunia industri, siswa tidak akan kebingungan kemampuan teknik yang dimiliki. Tidak sedikit siswa SMK yang bingung ketika lulus, karena tidak memiliki skill secara spesifik. Berbeda dengan keluaran SMK Muhammadiyah 2 Ajibarang. Mereka sudah memiliki kemampuan teknis, sehingga dunia industri lebih suka, karena telah diketahui kemampuannya," jelas Slamet.

Kemampuan yang dimiliki lulusan SMK setempat tidak main-main. Mereka mampu bersaing dengan lulusan lainnya di Indonesia.

"Dari 30 yang mengikuti jurusan teknik kendaraan ringan, yang terserap sekitar 10 anak. Mereka terpilih pada saat mengikuti praktik kerja lapangan di PT Tunas Daihatsu. Tentu saja, anak-anak yang terpilih bekerja di situ sudah merupakan anak pilihan. Kalau dirunut dari awal, mereka adalah talenta-talenta pilihan, karena sejak awal sudah ada seleksi," ungkap Slamet.

Kemampuan bersaing anak-anak lulusan SMK Muhammadiyah 2 Ajibarang, sudah tidak diragukan. Apalagi, sejumlah lulusan SMK setempat mampu menjadi duta bagi PT Tunas Daihatsu dalam skills competitions yang digelar di Malaysia.

"Misalnya saja, lulusan kami, Zaldi Agil Utomo dan Jaka Pamungkas, mampu dipilih sebagai mekanik yang mewakili ke skills competitions tingkat ASEAN. Ini tentu menjadi kebanggaan sekolah. Karenanya, kami terus mendapat kepercayaan dari dunia usaha khususnya dari Astra," kata Slamet.

Untuk tetap menjaga kualitas lulusan dan tetap menciptakan talenta-talenta muda yang berkompeten, para guru juga mendapat training di PT ADM.

"Setiap setengah tahun sekali, guru-guru di sini juga dilatih di Jakarta untuk memantapkan sebagai pengajar. Pelatihan ini sangat penting, karena dengan meningkatkan kemampuan para guru. Maka tentu akan berdampak positif bagi anak didik. Mereka akan lebih berkualitas dan tidak gagap menghadapi perkembangan dunia otomotif khususnya mesin," jelas Slamet.

Kerja sama dengan PT ADM dan PT AHM itu tidak hanya menciptakan tenaga handal di bidang otomotif, tetapi bagi sekolah mampu menjadi magnet calon siswa.

"Sejak kerja sama dengan dua industri tersebut, jumlah siswa yang mendaftar ke sini melonjak hingga 2,5 kali lipat. Dulu sebelum ada kerja sama, siswa yang masuk ke SMK Muhammadiyah 2 Ajibarang maksimal hanya 400 orang. Kini, jumlah siswanya mencapai 1.000 lebih. Karena ternyata siswa tak hanya asal bersekolah, namun mereka juga memikirkan bagaimana setelah lulus. Makanya, kerja sama ini menjadi magnet bagi calon siswa setiap tahunnya, karena mereka tidak kebingungan kerja di mana," paparnya.

Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Banyumas Purwadi Santosa menambahkan harus ada akselerasi antara dunia pendidikan dengan sektor industri, khususnya SMK.

"Sehingga para siswa khususnya SMK tidak akan kebingungan ketika menyelesaikan studinya. Asalkan mereka juga terus belajar keras sehingga lebih kompetitif dalam dunia kerja," ungkapnya.

Kalau sudah ada koneksi antara bidang edukasi dengan industri, maka tidak akan muncul pertanyaan, kalau lulus mau kerja di mana? (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya