Banjir di Jombang Mulai Surut

Basuki Eka Purnama
30/11/2016 12:24
Banjir di Jombang Mulai Surut
Sejumlah pelajar membantu mendorong sepeda motor yang melintas jalan raya Desa Jombok, Kesamben, Jombang, Jawa Timur, Sabtu (13/2).(Dok. Antara/Syaiful Arif)

BANJIR yang terjadi di sejumlah daerah di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, saat ini sudah mulai surut, sehingga warga pun mulai melakukan aktivitasnya dengan lancar.

"Banjir sudah mulai surut. Warga pun tidak ada yang mengungsi," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Jombang Gunadi di Jombang, Rabu (30/11).

Ia mengatakan, banjir memang menggenangi sejumlah daerah di Kabupaten Jombang pada Selasa (29/11) malam. Air mulai naik sejak petang dan terus tinggi hingga merendam rumah warga.

Banjir itu terjadi di sejumlah desa yang ada di Kecamatan Mojoagung, misalnya Desa Gambiran, Kademangan, Karobelah, serta sejumlah desa di Kecamatan Mojowarno, misalnya Desa Selorejo. Tingkat ketinggian air juga beragam, mulai 40 sentimer hingga 1 meter.

Gunadi menyebut, banjir tersebut terjadi karena tingginya curah hujan. Sejumlah daerah di hulu hujan deras, yaitu di Malang dan Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Air tersebut mengalir menuju sungai, yaitu Kali Putih di Desa Selorejo, Kecamatan Mojowarno, Jombang, sehingga meluap.

"Banjir ini karena intensitas hujan deras. Di Jombang tidak begitu deras, tapi jika di hulu yaitu di Malang dan Pare deras, mengalir ke sungai di Jombang, otomatis banjir," katanya.

Pihaknya juga mengatakan, BPBD juga selalu koordinasi dengan seluruh tim termasuk perangkat desa, terlebih lagi jika terjadi banjir. BPBD akan menyiapkan tenda darurat, untuk membantu warga yang terkena musibah banjir.

Keperluan untuk darurat pun juga sudah siap, salah satunya logistik. Namun, untuk saat ini karena belum ada laporan warga yang mengungsi, BPBD Kabupaten Jombang hanya melakukan pengawasan.

Sebenarnya, lanjut dia, dari Pemerintah Provinsi Jatim juga berupaya untuk melakukan perbaikan sungai, termasuk normalisasi sungai dan meninggikan tanggul.

Bahkan, pemerintah sudah menggelontorkan anggaran hingga Rp19 miliar untuk program peninggian tanggul sungai itu. Namun, sungai ternyata masih belum mampu menampung air hujan, sehingga banjir terjadi.

Banjir tersebut sudah yang kesekian kali terjadi di Kabupaten Jombang, bahkan setiap tahun juga terjadi. Warga berharap pemerintah memberikan solusi agar banjir bisa diminalisir, sehingga warga pun bisa tinggal di rumah dengan tenang, tidak khawatir banjir saat hujan deras. (Ant/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya