Banjir Besar Tenggelamkan Lima Kecamatan di Sukoharjo

Widjajadi
29/11/2016 11:09
Banjir Besar Tenggelamkan Lima Kecamatan di Sukoharjo
(MI/Widjajadi)

BANJIR besar menenggelamkan lima kecamatan di wilayah kabupaten Sukoharjo yang terjadi sejak Senin malam (28/11). Ini merupakan banjir terbesar sejak bencana alam serupa yang terjadi pada 2007 silam.

Banjir yang merendam ribuan rumah dan merusak ribuan hektare tanaman padi ini disebabkan hujan deras di bagian hulu Bengawan Solo, dan sebagai akibat jebolnya dua titik tanggul Kali Samin, anak sungai Bengawan Solo.

"Ini merupakan bencana banjir terbesar dalam delapan tahun terakhir, ribuan rumah terendam dan dua roboh, serta ribuan warga terdampak diungsikan. Kini dengan dipimpin langsung oleh Kepala BPBD Jawa Tengah, kami sibuk melakukan penanggulangan darurat bencana di seluruh wilayah
terdampak banjir di lima kecamatan. Lima kecamatan itu adalah Sukoharjo Kota, Bendosari, Polokarto, Mojolaban dan Grogol," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Suprapto kepada Media Indonesia, Selasa (29/11) di sela-sela penanganan banjir di Desa Nusupan, kecamatan Grogol.

Banjir terparah menimpa sejumlah desa di wilayah Polokarto, yang mengakibatkan dua rumah milik warga setempat roboh. Saat ini masih ribuan rumah yang tergenang banjir dan lumpur, dan baru sebagian kecil di wilayah Sukoharjo Kota, termasuk kawasan Pemkab Sukoharjo yang airnya
surut. Begitu halnya banjir menggenangi sepanjang jalan raya dari Sukoharjo Kota hingga Grogol dan bahkan kawasan Solo Baru, yang membuat arus lalu lintas terkendala dan mengakibatkan ratusan motor mesin mati, karena busi terkena air atau basah.

Pantauan Media Indonesia, dua titik tanggul Kali Samin di Desa Kadokan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo longsor akibat tergerus derasnya aliran sungai. Masing-masing tanggul di Dusun Moro dan Dusun Karangale itu sebelum jebol Senin malam, sudah mengalami kerusakan parah sejak beberapa bulan terakhir. Banjir mengancam ratusan rumah di dua dusun tersebut apabila tanggul longsor bertambah parah hingga jebol.

"Kami sebetulnya sudah mengkhawtatirkan sejak sebulan terakhir. Jika hujan deras berjam-jam , warga mengadakan ronda untuk memantau jebol yang sudah rawan jebol itu. Bencana benar-benar terjadi Senin malam, ketika hujan yang berlangsung sejak siang, membuat air Kali Samin meluap, dan kemudian menjebol tanggul di dua titik," tukas Deni, warga
Dusun Moro.

Dia paparkan, ratusan warga sejumlah dukuh di Desa Kadokan kini sangat khawatir, banjir akan terus terulang jika terjadi hujan susulan dan dua tanggul yang jebol tidak cepat diperbaiki. Pihak Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) sebenarnya sudah diberkan laporan terkait rusaknya dua tanggul yang kemudian jebol itu.

Sayangnya institusi pengelola Bengawan Solo dan seluruh anak sungainya tersebut tidak bergerak cepat. Dalam rapat koordinasi penanggulangan banjir di Sukoharjo pada Selasa pagi, pihak BBWSBS sudah diminta untuk mengatasi tanggul jebol, lewat tindakan kedaruratan bencana.

"Dipimpin Kepala BPBD Jawa Tengah, pihak BBWSBS sudah menyatakan kesediaan untuk menangani secara cepat, mengingat Desember diperkirakan merupakan puncak musim hujan. Kita tidak menginginkan bencana banjir membawa korban. Saat ini sudah dua rumah roboh, kalau pas puncak musim hujan tidak ada penyelamatan tanggul, dikhawatirkan terjadi hal-hal tidak diinginkan," imbuh Suprapto.

Pihak BPBD Sukoharjo selain mengerahkan ratusan relawan dan anggota TNI/Polri melakukan ecakuasi korban terdampak banjir, juga telah membuat dapur umum di setiap pendopo desa. Logistik dan obat-obatan pun telah dialirkan untuk membantu. Diharapkan ada bantuan dermawan untuk meringankan beban.

Pada bagian lain, Koordinator Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Irigasi Dam Colo Timur, Sarjanto Jigong mengatakan, ribuan hektaree tanaman padi berusia muda dipastikan rusak dan bahkan puso, jika sampai Selasa sore (29/11), air banjir masih menenggelamkan sawah di puluhan desa di lima kecamatan.

"Kami sejak Senin malam sudah mengantisipasi kerusakan dengan menutup pintu-pintu saluran sekunder maupun tersier. Bahkan debit air dari Dam Colo Timur sudah kami perkecil, untuk mengurangi dampak banjir besar ini. Jika sampai sore nanti (Selasa, 29/11) air tidak surut dan bahkan terjadi hujan susulan, dipastikan ribuan hektare tanaman padi itu puso," tandas dia.

Hal sama diungkapkan Kepala Desa Kadokan, Suyono yang menyatakan ratusan hektare sawah di sejumlah dusun di wilayahnya akan mengalami kerusakan parah dan bahkan puso, jika sampai Selasa sore air tidak surut dan terjadi hujan susulan yang deras.

"Wilayah Kadokan realtif lebih rendah dibandingkan aliran Kali Samin yang merupakan anak sungai Bengawan Solo," katanya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya