Masih Rawan Longsor, Jalan Kolonel Masturi Terancam Ditutup Total

Depi Gunawan
28/11/2016 18:45
Masih Rawan Longsor, Jalan Kolonel Masturi Terancam Ditutup Total
(MI/Depi Gunawan)

SUDAH 15 hari Jalan Kolonel Masturi ditutup pascabencana longsor lalu. Meski material longsor sudah dibersihkan dari badan jalan, jalan milik Provinsi Jawa Barat itu dinilai masih mengancam keselamatan pengguna jalan.

Berdasarkan pantauan, Senin (28/11), tebing setinggi sekitar 30 meter dan sepanjang 100 meter itu masih dirapikan oleh petugas Forum Kesiapsiagaan Dini Masyarakat (FKDM) Kabupaten Bandung Barat dengan peralatan manual.

Tebing juga masih berpotensi menimbulkan longsor susulan. Otomatis, jalan yang menghubungkan Lembang-Parongpong, Cisarua, dan Cimahi itu masih ditutup total untuk kendaraan.

Ketua FKDM Bandung Barat yang juga petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Sutrisno, mengatakan, pembukaan Jalan Kolonel Masturi terpaksa harus diundur karena menunggu rekomendasi dari Dinas Bina Marga Provinsi Jabar.

"Beberapa waktu lalu Bina Marga sudah melakukan kajian kelayakan jalan. Jika hasil kajian sudah keluar, unsur musyawarah pimpinan kecamatan (muspika) akan berembuk untuk menentukan apakah jalan akan dibuka lagi atau tidak," katanya saat ditemui di lokasi.

Sejauh ini, dia menilai jika jalan tersebut sudah tidak layak digunakan, terutama jika tebing yang rawan longsor tidak segera dibenahi. Namun, yang jelas, kendaraan berat sudah tidak bisa lewat. Kalau pun dipaksakan tetap dibuka, jalan hanya bisa buat satu jalur, karena rawan ambles.

"Secara sepintas jalan memang sudah tidak layak, tetapi apa pun keputusannya nanti, sebaiknya kita menunggu hasil kajian dan hasil rapat unsur muspika," bebernya.

Sebetulnya, pada Jumat (25/11) lalu, Jalan Kolonel Masturi sudah bisa dilewati kendaraan lagi karena material longsor sudah dibersihkan dari badan jalan. Namun karena dinilai masih membahayakan, Jalan Kolonel Masturi kembali ditutup, dan kendaraan dialihkan melalui jalur alternatif lewat perkampungan warga.

"Lewat jalan alternatif itu pun sebenarnya enggak direkomendasikan, karena ada retakan tebing yang bisa menimbulkan longsor. Selain itu, jalurnya juga sangat curam, harus ekstra hati-hati bila kendaraan roda empat berpapasan," tuturnya.

Sementara itu, sejumlah pengendara terpaksa balik memutar arah karena jalan masih ditutup. Warga yang berjaga di sekitar lokasi mengarahkan pengendara agar lewat jalur alternatif.

Jalan yang belum dapat dilalui kendaraan juga dikeluhkan warga. Pasalnya, imbas penutupan jalan mengakibatkan warga harus menggunakan jalur memutar yang cukup jauh.

"Biasanya naik angkot ke Pasar Panorama Lembang cuma ngeluarin uang Rp6.000 buat pulang pergi, kalau naik ojek cuma habis Rp15.000, tapi gara-gara jalan ditutup, sekarang kalau naik angkot bisa sampai Rp20.000, kalau naik ojek bahkan sampai Rp50.000," kata Iin, 41, seorang warga Kampung Keramat. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya