Iriana Ajak Guru Tes IVA dan Sadanis

MI
25/11/2016 09:34
Iriana Ajak Guru Tes IVA dan Sadanis
(Antara/Aloysius Jarot Nugroho)

IBU Negara Iriana Joko Widodo kembali mengingatkan pentingnya deteksi dini kanker leher rahim dan pemeriksaan payudara klinis (sadanis), saat meluncurkan Gerakan Nasional Pekan Deteksi Dini Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dan Sadanis di alun-alun Klaten, Jawa Tengah, kemarin.

"Bagi ibu-ibu guru yang belum tes IVA dan sadanis diminta agar memeriksakannya," katanya, di hadapan ribuan guru. Saat itu, Iriana didampingi ibu-ibu yang tergabung dalam Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE-KK) pimpinan Erni Tjahyo Kumolo, Siti Atikoh Ganjar Pranowo, dan Bupati Klaten Sri Hartini.

Deteksi dini kanker serviks bagi masyarakat umum juga diadakan di Sub-Terminal Kota. Mereka yang memanfaatkan layanan gratis itu kebanyakan para pedagang Pasar Kota Klaten.

Sebelumnya, Ibu Negara menyempatkan diri mengunjungi Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ananda Desa Bowan, Kecamatan Delanggu, Klaten. Saat itu, Iriana memberi bantuan alat musik rebana, alat peraga edukatif (APE), peralatan sekolah, boneka, arena bermain anak, serta makanan minuman ringan.

Ketua Umum OASE-KK Erny Tjahyo Kumolo mengatakan, saat ini cakupan deteksi dini IVA dan Sadanis di Indonesia baru 4% atau sebanyak 1,48 juta orang. Cakupan ini dinilai belum optimal, sehingga masih perlu dilakukan usaha untuk mening-katkannya.

Data Kementerian Kesehatan RI menyebutkan, prevalensi kanker di Indonesia cukup tinggi. Pada 2013, prevalensi tumor/kanker 1,4 per 1.000 penduduk atau 347 ribu orang. Kanker tertinggi pada perempuan ialah kanker payudara dan kanker leher rahim.

Selain Klaten, pemeriksaan tes IVA/papsmear gratis juga diikuti guru perempuan atau isteri guru di seluruh Tanah Air secara serentak dalam menyambut Hari Guru. Di Boyolali, Jateng, pemeriksaan deteksi dini kanker serviks diikuti sedikitnya 250 guru tingkat SD hingga SMA.

"Tiap kecamatan mengirimkan sedikitnya 15 guru atau isteri guru di dalam kegiatan diteksi dini kanker rahim melalui pemeriksaan IVA/papsmear ini," ucap Kepala Unit Komunikasi Publik BPJS Boyolali, Aminah Pamikatsih.

Menurut Sandy Spog, pakar ongkologi di Kabupaten Boyolali, penyakit mematikan kanker rahim ini sangat potensi menyerang wanita usia subur berusia 24-54 tahun.

Di Kalteng, tingkat kesadaran masyarakat untuk memeriksakan dirinya terhadap bahaya kanker serviks masih rendah. Karena itu, Kadinas Kesehatan Kalteng Suprastija Budi berharap deteksi dini tes IVA yang bertepatan dengan Hari Guru ini dapat meningkatkan kesadaran kaum perempuan. "Kita ingin pemeriksaan kanker serviks ini ditemukan lebih awal." (JS/WJ/SS/N-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya