Korban Tenggelam Ditemukan, Banjir Lumpuhkan Pemerintahan Aceh Singkil

Ferdian Ananda Majni
22/11/2016 20:21
Korban Tenggelam Ditemukan, Banjir Lumpuhkan Pemerintahan Aceh Singkil
(MI/AMIRUDDIN ABDULLAH REUBEE)

BANJIR musiman yang melanda Kabupaten Aceh Singkil mulai merambah ke sejumlah permukiman dan perkantoran ibu kota setempat.

Bahkan, selain menganggu aktivitas warga, proses belajar mengajar di sejumlah sekolah juga terpaksa diliburkan.

Hingga Selasa (22/11) sore, sedikitnya ada delapan desa di Kecamatan Singkil terendam banjir, yakni Desa Ujung Bawang, Desa Pea Bumbung, Desa Sukadamai, Desa Pemuka, Desa Takal Pasir, Desa Sitia Ambia, Desa Rantau Gedang, dan Desa Teluk Rumbia.

Salah seorang warga Teluk Rumbia, Zulkarnain, menjelaskan, dampak terparah dialami warga Desa Rantai Gedang dan Desa Teluk Rumbia. Menurutnya, permukiman warga tergenang air dengan ketinggian mencapai 50 hingga 90 sentimeter.

"Selain merendam ratusan rumah penduduk dan perkantoran, banjir juga membuat arus kendaraan tergenang air. Sepanjang Jalan Singkil-Subulussalam sekitar 500 meter di kawasan Desa Silatong terendam hingga 80 cm," sebutnya.

Selain membuat Desa Rantai Gedang dan Desa Teluk Rumbia terisolasi, juga terdapat dua Sekolah Dasar dan satu SMP di wilayah tersebut terpaksa menghentikan aktivitas belajar mengajarnya.

"Air naik dari kemarin, sekarang masih terus bertambah, keluar rumah terpaksa pakai perahu. Anak-anak hari ini libur, gedung sekolah sudah terendam. Saat ini belum ada bantuan apa pun untuk warga," katanya.

Ia menambahkan, di kawasan Perumahan Lae Kompak, Desa Ujung Bawang, banjir telah menggenangi badan jalan lintas Singkil-Subulussalam, tetapi ketinggian air di badan jalan itu belum sampai mengganggu arus lalu lintas menuju ibu kota pusat pemerintahan Aceh Singkil.

"Jalan masih bisa dilewati, karena badan jalan sudah ditinggikan, tapi di permukiman warga sudah lebih 50 cm," tambahnya.

Sementara itu, banjir yang sehari sebelumnya melanda wilayah Kecamatan Simpang Kanan dan Gunung Meriah telah berangsur surut, pun demikian akses menuju Subulussalam dan penghubung tiga kecamatan yang sempat lumpuh telah kembali normal.

Sedangkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat berhasil menemukan Marhaban, 25, penambang pasir yang tenggelam di Sungai Meurebo, Gampong Pasie Pinang, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat.

Ketua BPBD Aceh Barat, Teuku Syahluna Polem, Selasa, mengatakan, korban ditemukan tidak jauh dari lokasi jatuhnya beberapa hari lalu. Meski demikian, tim pencari sebelumnya kesulitan menemukan korban karena arus sungai yang kencang serta air sungai yang keruh dan berwarna coklat menghalangi pandangan tim penyelamat.

Korban ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa pada jam 14.30 WIB oleh tim pencari yang terdiri atas BPBD Aceh Barat, TNI, dan kepolisian serta dibantu masyarakat.

Sebelumnya, korban yang berasal dari Kuta Fajar, Aceh Selatan, tenggelam sekitar jam 15.30 WIB pada Minggu (20/11). Korban bersama rekannya bekerja menambang pasir di Sungai Meureubo menggunakan perahu kecil. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya