Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
MANTAN Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar menyelenggarakan syukuran dan silaturahim di Kampus Universitas Sriwijaya, Palembang, Sumatra Selatan, Selasa (22/11).
Setelah mendekap di lembaga pemasyarakatan karena kasus kriminal yang melibatkannya, Antasari kini mulai menjalani hidupnya kembali.
Dalam acara tersebut, Antasari membuka rahasia dan menjawab beragam pertanyaan publik tentang kasus yang menjeratnya selama ini. Secara terang-terangan, Antasari mengungkapkan, dalam kurun waktu tiga bulan pascapembebasan bersyarat dari lembaga pemasyarakatan, dirinya akan mendatangi Polda Metro Jaya.
Kedatangannya itu untuk mempertanyakan laporan yang sudah dikirimnya ke Polda Metro Jaya pada 2010 lalu.
"Sudah saya laporkan ke Polda Metro Jaya pada 2010 lalu, tapi alhamdulillah sampai sekarang SMS (pesan singkat) palsu itu belum ada hasil. Saya akan datangi Polda Metro Jaya lagi dalam waktu dekat untuk mempertanyakan tentang ini," ucap Antasari.
Keinginan mengusut hal itu, karena dalam sidangnya beberapa waktu lalu, ia mendapat sangkaan bahwa telah memberi ancaman pada korban. Hal itu karena didapati adanya bukti SMS dari nomor telepon seluler pribadi Antasari ke korban.
"Saat saya masuk sidang, saya diberi dakwaan bahwa saya mengirim ancaman kepada korban. Saya tak SMS dan saya tak kirim pesan itu. Saat sidang, saya datangkan pakar dari ITB (Institut Teknologi Bandung). Saya sudah jelaskan di sidang, jika saya mengirim SMS itu, hentikan sidang dan hukum mati saja saya langsung," terangnya.
Akhirnya pakar ahli, lanjut Antasari, membuka secara forensik tidak ada SMS darinya kepada korban.
"Ada orang yang menggunakan nama dan nomor saya, lalu dikirim kepada korban. Artinya ada orang di balik ini. Dan saya ingin agar Polda Metro mengusut kembali ini. Jika didapati biangnya (pelakunya), saya ingin gantian (dihukum dan dipenjara). Kalau ketemu biangnya, pasti ketemu siapa otaknya," beber Antasari.
Usai tidak lagi menjabat sebagai pemimpin KPK, Antasari mengakui banyak hal yang berbeda dialaminya. Saat ia menjadi Ketua Lembaga Antirasywah itu, masyarakat dan media banyak bertanya 'Siapa yang akan ditangkap ke depannya'. Namun, saat ini pertanyaan yang muncul ialah 'Apa yang akan dilakukan setelah ini'.
Pria yang menjabat Ketua KPK sejak 2007-2009 itu menuturkan, jabatan atau kedudukan yang didapat harus dinikmati.
"Begitu indahnya karier. Mulai kuliah di Unsri mengambil jurusan hukum sampai kerja di Departemen Kehakiman, Kejaksaan, KPK, dan berakhir di penjara. Tidak selamanya orang dipenjara itu salah," ungkap Antasari.
Diakuinya, sejak masuk di lembaga pemasyarakatan hingga bebas, sudah banyak yang mempertanyakan kenapa mau dipenjara. Antasari mengungkapkan, hukuman 8 tahun penjara yang sudah dijalaninya, diikhlaskan.
"Saya tidak berbuat tapi mau masuk penjara. Saya tidak seperti yang didakwakan tidak ada perbuatan itu, kenapa saya mau masuk penjara, itu karena saya seorang penegak hukum, saya hormati hukum," beber Antasari.
Berdasarkan prinsipnya, putusan pengadilan walaupun salah harus dianggap benar.
"Artinya walau saya susah, tapi saya hargai dan hormati, jadi saya laksanakan. Dakwaan itu omong kosong," tegasnya.
Antasari mengungkapkan, saat ini ia ingin kembali bersatu dengan keluarganya terlebih dulu. Sebab, diakuinya, saat di dalam Lapas Kelas 1 Tangerang, Banten, ia hanya memiliki istri dan anak-anak. Namun, setelah keluar dari penjara, ternyata ia sudah mendapat dua orang mantu dan tiga cucu.
"Saya bukannya tak ingin semuanya terbuka. Dengan segala lika-liku dan suka duka di penjara, semua itu saya ikhlaskan. Ke depan, saya akan menelusuri semua kasus yang ada, dimulai dari SMS fiktif," terang Antasari.
Ia menerangkan, selama tiga bulan ini yang bakal dilakukan Antasari adalah menata diri, menyesuaikan diri pasca keluar dari lembaga pemasyarakatan. Ia ingin dekat dengan keluarga, dan merasakan keindahan hidup bersama keluarga besarnya yang ditinggalkan selama 8 tahun ini.
"Saat saya menjabat, saya menomorduakan keluarga. Nomor satu bagi saya adalah negara. Semua waktu diutamakan kepada negara, saya rela tinggalkan keluarga di mal pada hari libur saat ada OTT (operasi tangkap tangan) KPK," jelasnya.
Untuk itu, ia mengimbau kepada para pejabat dan pemimpin untuk jangan meninggalkan keluarga apalagi menomorduakan keluaraga.
"Saat di penjara, yang saya temui adalah keluarga. Tidak ada negara di penjara. Saya kerja untuk negara, tapi malah negara itu sendiri lah yang menjerumuskan saya ke penjara. Pemimpin negara itu, maksudnya," tandasnya. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved