Balikpapan Waspadai Penyakit Difteri

Syahrul Karim
21/11/2016 15:35
Balikpapan Waspadai Penyakit Difteri
(Ilustrasi---MI)

DINAS Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan mengkhawatirkan jenis-jenis penyakit yang seharusnya sudah tidak diderita masyarakat namun sekarang penderitanya justru semakin meningkat.

DKK mengingatkan, penyakit lama yang jarang ada di kalangan masyarakat seperti penyakit infeksi menular paru-paru atau disebut difteri, justru mulai menggurita. Bahkan, efek dari penyakit ini bisa berakibat kematian pada penderita difteri.

Kepala DKK, Balerina mengatakan, penyakit difteri mulai menggurita di masyarakat. Sehingga membuat DKK berusaha lebih keras melakukan pencegahan terhadap penyakit menular ini.

"Dulu kita memberantas penyakit menular, sekarang ini justru yang malah naik itu penyakit tidak menular. Contohnya difteri yang makin mewabah.

"Sekarang sudah banyak timbul penyakit seperti ini," kata Balerina tanpa merinci penyebab dan jumlah kasus difteri yang muncul kembali, Senin (21/11).

Balerina hanya menyebutkan, penyakit difteri juga banyak diderita anak-anak dan balita. Sehingga ia mengharuskan seluruh anak-anak di Balikpapan agar mendapatkan suntik DPT untuk pencegahan penyakit tersebut.

"Saya gak tahu ya apakah semua anak-anak sudah disuntik DPT," tandasnya.

Ia memaparkan bahwa serangan difteri dikenal ada tiga tahapan, tahap pertama disebut probable. Gejalanya antara lain demam tinggi, sakit saat menelan ludah atau menelan makanan.

Kemudian terdapat selaput atau lendir putih ke luar dari tenggorokan, leher membengkak, sesak nafas disertai bunyi.

Tahapan kedua adalah tahap konfirmasi. Ciri-cirinya masih sama seperti Probabel. Sejauh ini dilaporkan terdapat korban meninggal sebanyak tiga orang akibat difteri.

Pada tahap ketiga disebut carrier harus mendapat perhatian cermat karena meski hasil laboratorium sudah menunjukkan positif namun secara klinis belum terlihat gejala-gejala seperti tahap probable maupun tahap konfirmasi.

"Ini akan menjadi fokus kita terutama dalam vaksinasi," ujarnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya