Meski Banjir Surut, Petani Karawang masih Sedih

Cikwan Suwandi
20/11/2016 18:46
Meski Banjir Surut, Petani Karawang masih Sedih
(MI/Cikwan)

KENDATI banjir yang menggenang sejak Senin (14/11) lalu di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, Karawang, sudah mulai surut, para petani setempat mengaku masih sangat sedih lantaran panen padi mereka tidak bisa dijual.

Seperti diakui Uci Sanusi, 38, pada panen kali ini, dia mengalami kerugian hingga Rp32 juta. Pasalnya, sekitar 4 hektare lahan garap yang dikelolanya mengalami gagal panen.

Ia menyebutkan, seharusnya tanaman padi dilahannya telah panen sejak Selasa (15/11) lalu. Namun, karena kondisi banjir, dia harus menunggu sekitar seminggu hingga air surut.

Bahkan, sebagian hasil panen yang sempat dipotong dan dikumpulkan pada pematang sawahnya juga tidak terselamatkan akibat terbawa hanyut oleh banjir.

"Sawah 1 ha itu modalnya Rp8 juta, ini juga kita dapat utang. Yang punya lahan kan nggak mungkin mikirin modal," ucap Uci kepada Media Indonesia, Minggu (20/11).

Dengan menggunakan perahu sewaan dari warga sekitar, Uci bersama keluarganya menyusuri areal persawahan miliknya yang masih tergenang sisa banjir. Mereka pun bekerja sama memilah tanaman padi yang masih layak dijual ke tengkulak.

Kemudian mereka kumpulkan pada perahu berwarna merah tersebut.

"Perahu juga sewa, seharinya sekitar Rp50 ribu. Kita paling pilih-pilih mana kualitas yang agak mending bisa dijual," ucapnya.

Namun. Uci sendiri merasa ragu dengan kualitas gabah yang telah terendam selama seminggu ada yang mau membelinya. Pasalnya, padi yang sudah tergenang air akan menghasilkan beras dengan kualitas yang buruk.

"Nggak tahu, biasanya nggak laku dijual kalau habis kerendam. Berasnya kuning terus warna hitam," kata dia.

Di hari yang tampak mendung itu, Uci masih sangat berharap ada bantuan pemerintah untuk meringankan beban kerugian panen kali ini.

"Mudah-mudahan memang ada bantuan dari pemerintah. Selama ini kita nggak pernah dapat bantuan, padahal sawah di Desa Karangligar sering terkena banjir," katanya.

Asuransi pertanian yang digemborkan pemerintah pun, selama ini, diakui Uci, belum pernah menyentuh desanya.

"Nggak ada sosilisasi ke sini sama sekali. Kalau misalnya memang ada, saya pasti ikut," pungkasnya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya