Krisis Pangan Bayangi Korban Banjir

Solmi
17/11/2016 01:20
Krisis Pangan Bayangi Korban Banjir
(MI/SOLMI)

SEKITAR 400 keluarga di Desa Lubuk Sebotan, Kecamatan Muarapapalik, Kabupaten Tanjungjabung Barat, Jambi, terisolasi akibat banjir 2,5 meter.

Warga pun mulai panik karena terancam krisis makanan dan kebutuhan lain.

"Banjir sudah memasuki hari keenam. Aktivitas warga lumpuh dan persediaan semakin menipis," kata Kepala Desa Lubuk Sebotan, Hairan, kemarin.

Tidak banyak stok yang dimiliki warung dan toko. Barang yang tersisa seperti beras, minyak sayur, dan BBM, harganya naik hingga 20%.

Banjir akibat luapan anak Sungai Pangabuan terjadi sejak Jumat pekan lalu.

Meski tidak merendam rumah, banjir membuat badan jalan poros antara Desa Dusunmudo dan Desa Lubuk Sebotan tidak bisa dilewati karena digenangi air setinggi 2,5 meter.

"Warga tidak bisa keluar karena akses keluar-masuk Lubuk Sebotan hanya melalui jalan itu," tambah Hairan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Tanjungjabung Barat, Syaefuddin, mengaku sudah mengerahkan perahu karet dan personel ke lokasi.

"Warga tidak perlu khawatir kekurangan pangan karena dinas sosial sudah bergerak dan mengedrop bahan pangan ke kantor Camat Muarapapalik."

Di Jambi, banjir juga melanda Kabupaten Merangin dan Kabupaten Tebo.

"Di Tebo, banjir sudah merendam 127 ha sawah," tutur Kepala Dinas Pertanian Tebo, Sarjono.

Hujan deras juga membuat ribuan rumah di dua kecamatan di Kabupaten Aceh Barat kembali tergenang banjir.

Bencana serupa juga melanda wilayah itu pekan lalu.

"Ada 17 desa yang terdampak dengan ketinggian air mencapai 1 meter. Di Kecamatan Woyla Barat ada 3.378 warga harus mengungsi dan di Kecamatan Woyla pengungsi mencapai 283 jiwa," papar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Aceh Barat Iraidi Yus.

Buang limbah B3
Di Karawang, Jawa Barat, banjir masih merendam lima kecamatan dan membuat hampir 20 ribu jiwa harus mengungsi.

Banjir sejak Senin (14/11) itu sampai kemarin belum surut.

Selain penanganan peng-ungsi, Ketua Komisi C DPRD Karawang Elievia Khrisstiana meminta Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup mewaspadai pembuangan limbah B3 cair langsung ke sungai dan area banjir oleh perusahaan.

"Kami khawatir banjir dimanfaatkan industri untuk membuang limbah B3. Saat ini ada 900 industri di Karawang yang menggelontorkan limbah yang seharusnya sudah diolah ke Sungai Citarum."

Penanganan banjir akibat luapan Sungai Citarum di Karawang disepakati akan dilakukan bersama antara Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum dan pemkab.

"BBWS meminta daerah membantu anggaran untuk menormalisasi Citarum dan membuat tanggul. Ini solusi bagi banjir di Kecamatan Batujaya dan Pakisjaya," kata Kepala BPBD Karawang Asip Suhendar.

Di Bandung, Kepala BBWS Citarum Yudha Mediawan mengungkapkan penanganan banjir yang paling ampuh di wilayah Bandung Selatan ialah melakukan relokasi.

Warga yang berada di sekitar bantaran Sungai Citarum dijauhkan dari lokasi banjir.

"Relokasi merupakan solusi paling mudah dan murah. Hanya saja, sampai saat ini masih terkendala warga yang belum mau direlokasi," tambahnya.

Kemarin, banjir dilaporkan menenggelamkan 45 hektare sawah di Desa Karangasem, Gawas, Klaten, Jawa Tengah, sehingga petani mengalami gagal panen.

Banjir akibat luapan Sungai Kahayan di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, juga membuat ratusan rumah tenggelam, jalan trans-Kalimantan putus dan ribuan hektare sawah terendam.

Ancaman banjir juga dilaporkan dari Kabupaten Kudus dan Grobogan, Jawa Tengah, akibat kondisi tanggul sungai yang kritis. (FD/MR/CS/BU/JS/SS/AS/N-2)




Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya