Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
BANJIR akibat meluapnya Sungai Citarum kembali melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Bandung, Rabu (9/11). Banjir kali ini tidak hanya merendam lebih dari 800 rumah warga, areal pertanian juga terendam air setinggi 1 meter.
Tiga kecamatan yang paling parah terkena banjir menyusul hujan dengan intensitas tinggi yang melanda wilayah Bandung Selatan, yakni Baleendah, Bojongsoang, dan Dayeuhkolot. Sementara di kecamatan lainnya, seperti Soreang dan Banjaran, ketinggian air masih di bawah 30 cm.
Jaja, salah seorang petugas Kelurahan Baleendah, Kecamatan Baleendah, mengatakan, banjir terparah terjadi di Kampung Cieunteung. Sedikitnya 400 rumah warga terendam air bercampur lumpur sungai.
"Sebagian di antara mereka mengungsi ke beberapa lokasi aman, termasuk kantor kelurahan dan fasilitas umum, seperti sekolah dan masjid," ujarnya.
Sementara, sekitar 300 warga Kecamatan Bojongsoang dan Dayeuhkolot masih bertahan di rumah mereka. Meski demikian, sebagian lainnya diungsikan ke tenda-tenda darurat dan kantor kecamatan.
"Kami khawatir terjadi banjir yang lebih parah karena hujan deras masih terus mengguyur," ujar Nanang, salah seorang warga Dayeuhkolot, Rabu.
Sementara untuk mengantisipasi banjir di sejumlah titik di Kota Bandung, Pemerintah Kota Bandung mulai membersihkan sejumlah gorong-gorong, termasuk mengeruk Sungai Citepus dengan melibatkan 1.000 petugas kebersihan.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, dua titik yang menjadi prioritas, yakni Pagarsih dan Pasteur.
"Kegiatan jangka pendek untuk mengantisipasi banjir ini akan dilakukan secara berkesinambungan, termasuk ke titik lainnya yang termasuk kategori rawan banjir," ujar Emil, sapaan Ridwan Kamil.
Secara terpisah, Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jabar Dadan Ramdhan mengatakan, selama ini upaya penyelesaian masalah banjir yang disebabkan oleh luapan Sungai Citarum tidak pernah melihat kondisi dan kebutuhan sesungguhnya yang terjadi di lapangan.
Menurut dia, berbagai upaya Pemkot selalu bersifat proyek, bukan dengan semangat untuk menuntaskan masalah. Bukan hanya itu, lanjut Dadan, penanganan juga harus mencakup bagaimana upaya jangka panjang dengan terus melakukan perbaikan kondisi lingkungan di hulu Sungai Citarum.
"Kenapa tidak melihat dan mendengar apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Padahal, dari dulu juga masyarakat terutama korban banjir dan yang lainnya selalu menyuarakannya. Begitu juga usulan-usulan, seperti melakukan rekayasa teknologi dan lainnya tidak pernah menjadi pertimbangan pemerintah dalam mengambil keputusan," katanya. (BU/OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved