Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
BAGIAN tubuh Maulana, 15, warga Dusun IV Desa Santan Sari, Kecamatan Sembawa, Banyuasin, Sumatra Selatan, ditemukan oleh warga. Pemuda yang hilang sejak Senin (7/11) kemarin diketahui telah diseret seekor buaya muara yang hidup di Sungai Kualo Banyuasin.
Bersama keluarga dan warga sekitar, Maulana akhirnya ditemukan, meski kondisi jasadnya sudah tidak utuh lagi.
Paman Maulana, Wahab, mengungkapkan, setelah pihak keluarga dibantu warga mencari keponakannya sejak Senin Malam hingga Selasa (8/11) pagi, mereka akhirnya menemukan bagian tubuh Maulana.
"Kami susuri sungai ini. Namun, Selasa pagi tadi yang kami temukan hanya bagian kepala dan badan. Sementara dari bagian pinggang hingga kakinya sudah tidak ada lagi," ucapnya.
Ia menyebutkan, Maulana diseret dan dicabik buaya bukan karena dugaan semata. Saat kejadian, Maulana yang berada di pinggiran sungai tidak mengetahui kedatangan buaya secara cepat dan tiba-tiba menerkamnya.
Keberadaan Maulana di pinggir sungai itu karena tengah membantu kedua orangtuanya.
"Di lokasi kejadian saat itu, Maulana bersama kedua orangtuanya. Saat Maulana diterkam buaya yang memiliki panjang sekitar empat meter, Fauzi, ayah Maulana, melihat dan sempat melakukan perlawanan. Tetapi, buaya itu langsung menyeret tubuh Maulana ke dalam sungai," beber dia.
Hingga kini, kedua orangtua Maulana masih syok atas kejadian tersebut lantaran gagal menyelamatkan anak kesayangannya itu.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Desa Santan Sari, Gatot Sailendra, mengatakan, Maulana meninggal memang karena diserang buaya muara. Diakuinya, Sungai Kualo di Banyuasin merupakan salah satu tempat hidup atau habitat buaya muara.
"Memang banyak buaya di sungai ini. Namun sangat jarang menyerang manusia. Bahkan hampir tidak ada dalam satu tahun ini. Mereka menyerang buaya kemungkinan karena habitatnya sudah rusak," ucapnya.
Kepala BKSDA Sumsel, Nunu Anugrah, mengatakan, saat ini habitat buaya memang sudah sangat berkurang bahkan kondisinya sudah sebagian besar rusak. Kondisi tersebut diakibatkan karena memang gangguan ulah tangan manusia, kejahilan, pembalakan liar di daerah sungai atau muara sehingga menganggu buaya-buaya yang hidup di sekitarnya.
"Bahkan parahnya, buaya kini sudah diburu. Karena kehidupannya, habitatnya, tempatnya diusik, maka mau tak mau buaya-buaya ini akan mencari lokasi lain. Tak menghalangi, jika buaya ini mendatangi perkampungan warga," ucapnya.
Saat ini populasi buaya di Sumsel terdeteksi berada di tiga daerah yakni Banyuasin, Musi Banyuasin, dan Ogan Ilir.
"Yang saat ini masih menjadi lokasi terbanyak populasi buaya muara yakni di Taman Nasional Sembilang dan Sungai Rambutan," jelasnya.
Ia mengajak masyarakat untuk dapat menjaga habitat dan populasi buaya muara atau jenis buaya lainnya. Karena buaya merupakan salah satu mahluk yang dilindungi karena populasinya terus mengalami penurunan tiap tahunnya.
"Kalau kita tidak mengusik dan menganggu habitat buaya, insya Allah buaya tidak akan mengganggu kita, apalagi masuk ke perkampungan," tandasnya. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved