Petani Gambut Minta Izin Konsesi Perusahaan Disetop

PARA perwakilan petani dan perangkat desa dari tujuh provinsi mengikuti kegiatan Jambore Masyarakat Gambut (JMG) 2016. Acara yang digelar selama tiga hari (5 s/d 7 November) di Kota Jambi itu didorong untuk mengembangkan produk pertanian unggulan dari lahan gambut.

Pada sesi dialog inovasi, petani yang antusias mengikuti mengeluhkan selama ini pemerintah hanya memberikan izin konsesi lahan gambut kepada perusahaan.

"Selama ini gambut itu bukan milik masyarakat, bisa dikatakan
sebagaian kecil gambut yang dikelola masyarakat. Di gambut biayanya besar, masyarakat seperti kami yang tidak mempunyai modal besar hasilnya tidak maksimal," kata Sopian Hadi peserta yang berasal dari Inhil, Riau.

Petani membuktikan bahwa mereka bisa mengelola gambut dengan baik. Salah satunya berbagai produk pertanian unggulan dari petani gambut itu dipamerkan pada JMG yang baru pertama kali digelar itu.

Adapun inovasi produk unggulan yang telah dihasilkan dari lahan gambut itu diantaranya seperti tanaman gulma purun yang dapat dijadikan berbagai kebutuhan masyarakat, seperti tikar, tas, alas kaki dan lainnya. Selain itu ada kopi Liberika, manisan Labu, Manisan dari buah kepayang dan produk unggulan lainnya selain sawit. "Itu semua produk yang kami hasilkan dari tanaman yang berasal dari daerah gambut," katanya.

Sopian berharap kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan nasib masyarakat yang mengelola lahan gambut, karena masyarakat telah membuktikan dari berbagai produk unggulan yang dihasilkan.

"Tolong kami masyarakat desa yang berada di daerah gambut agar pemerintah jangan lagi memberikan izin konsesi kepada perusahaan perkebunan sawit," harap Sopian.(OL-5)