Balar DIY Temukan Jejak Budaya Manusia Purba Di Sungai Oya

Furqon Ulya Himawan
06/11/2016 20:48
Balar DIY Temukan Jejak Budaya Manusia Purba Di Sungai Oya
(MI/Furqon Ulya Himawan)

TIM Balai Arkeologi (Balar) Yogyakata, menemukan jejak-jejak budaya peninggalan manusia purba di sepanjang sugai Oya, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam ekspedisi pencarian peninggalan-peninggalan artefak atau jejak manusia purba selama beberapa minggu terakhir Oktober kemarin, di Gunungkidul, DIY.

"Kami baru menemukan jejak-jejak budayanya," kata Indah Asikin Nurani, peneliti Balai Arkeologi Yogyakarta.

Selama seminggu, Indah dan tim peneliti mengaku ingin mengetahui tentang setting dan pola okupasi pada masa tertentu di mana manusia purba tinggal, apakah di tempat sumber bahan baku berada atau sumber makanan.

"Jadi kemi menelusuri Sungai Oya dan beberapa gua yang ada," katanya.

Jejak-jejak budaya yang ditemukan oleh tim peneliti Balar DIY itu antara lain batu Rijang Coklat yang mejadi alat penetak manusia purba dan diperkirakan hidup pada masa Pleistosen tengah sampai atas.

Di beberapa tempat yang ditelusuri oleh tim Balar DIY, Indah mengaku menemukan lokasi yang terdapat alat bantu manusia purba berupa batu dan di tempat lain menemukan bahan baku batunya.

"Dan ada juga yang blank (nihil)," kata Indah.

Dari beberapa temuan itu, penelitian lebih lanjut akan dilakukan terhadap kehidupan manusia purba di sepanjang Sungai Oya.

"Apakah di satu lokasi mereka hanya mencari bahan baku atau menambang bahan baku dan membuat alatnya di lokasi yang berbeda. Lalu berburunya di lokasi yang berbeda pula," terangnya.

Selain mencari di sepanjang sungai, tim Balar juga melakukan penelitian di gua-gua yang ada di Gunungkidul.

Di gua, Indah mengaku menemukan bahan baku yang dimanfaatkan manusia purba dengan manusia homo sapiens yang ternyata berbeda.

Temuan ini berbeda dengan temuan jejak budaya di Gua Kidang, Blora, Jawa Tengah. Di Gua Kidang, Indah menemukan ketersambungan budaya antara Gua Kidang sampai di DAS Solo, Lusi yang menyediakan bahan baku untuk manusia gua. Sementara di Gunungkidul, bahan baku yang ditemukan di gua berbeda dengan bahan baku yang di Sungai Oya.

"Yang kami temukan bahan bakunya berbeda. Jadi bisa jadi bahan bakunya dari sumber yang berbeda, bukan dari Sungai Oya. Teknologinya lebih detail di goa, karena di Sungai Oya sebagian besar paliolitik, seperti kapak berimbas dan kapak penetak," terang Indah.

Namun, dari penelusuran selama sampai 1 minggu lebih itu, Indah mengaku hanya menemukan jejak-jejak budaya manusia purba, sedangkan manusia purbanya belum bisa ditemukan keberadaannya.

"Kami baru menemukan sebaran budayanya, tapi manusianya belum," katanya.

Meski belum menemukan keberadaan manusia purba, Indah Asikin Nuraini percaya keberadaan manusia purba di daerah Gunungkidul. Karena bagi Indah, tidak mungkin ada banyak sebaran budayanya tapi manusianya tidak ada.

"Jadi belum ketemu saja," imbuhnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya