Banjarmasin Jajaki Pembangunan PLTS

Denny Saputra
25/10/2016 14:47
Banjarmasin Jajaki Pembangunan PLTS
(ANTARA)

PEMERINTAH Kota Banjarmasin kembali menjajaki rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS) dengan calon investor dari Tiongkok.

Sebelumnya kerja sama pembangunan PLTS dengan negara donor dari Jepang dan Swiss sejak 2008, tidak terealisasi.

Selasa (25/10), jajaran Pemko Banjarmasin yang dipimpin Wakil Wali Kota Banjarmasin Hermansyah bertemu dengan perwakilan perusahaan Anhui Energi Environment Protection Power asal Tiongkok di Banjarmasin. Dari pertemuan tersebut pihak perusahaan pembangkit listrik ini menyebut Banjarmasin punya potensi untuk membangun PLTS. Rombongan yang dipimpin General Manajer Fang Li ini berkesempatan meninjau lokasi tempat pembuangan akhir (TPA) Basirih.

Hermansyah mengatakan pihaknya berharap rencana kerja sama pembangunan PLTS ini dapat terealisasi, karena akan memberi keuntungan berupa pengentasan masalah persampahan dan krisis energi listrik di ibukota Provinsi Kalimantan Selatan tersebut. Namun pihaknya berharap calon investor asal Tiongkok ini serius untuk membangun PLTS, karena sudah beberapa kali rencana pembangunan PLTS di Banjarmasin ini gagal terealisasi.

Rencana pembangunan PLTS di Banjarmasin sebenarnya sudah dimulai sejak 2008 lalu, dengan menggandeng Jepang dan Swiss. Namun, rencana ini terhenti di tengah jalan akibat terkendala masalah finansial karena Jepang terkena bencana gempa dan tsunami. Padahal tahapan pembangunannya sudah dimulai dengan penyediaan lahan seluas satu hektare dan desain PLTS melibatkan konsultan dari Jakarta.

Saat ini tercatat volume sampah yang dihasilkan warga dan industri di Kota Banjarmasin mencapai 600 ton, tetapi hanya sepertiga yang bisa terangkut ke TPA. Sisanya, dibuang masyarakat ke sungai, kolong rumah, dibakar maupun proses pemilahan lainnya. Tetapi yang terbesar adalah dibuang ke sungai. Mayoritas warga bermukim di sepanjang tepi sungai dan menjadikan sungai sebagai tempat sampah raksasa.

Sedianya, menurut pehitungan, volume sampah di Banjarmasin diperkirakan mampu diubah menjadi energi listrik dengan kapasitas hingga 20 Megawatt. Sampah organik dan anorganik kecuali kaca dan besi, akan diolah melalui pembakaran. Panas dari hasil pembakaran inilah yang dijadikan sumber energi dari pembangkit listrik tenaga sampah (PLTS).

Energi listrik tersebut diperkirakan mampu melayani tidak kurang dari 20.000 rumah tangga. Meski masih belum mencukupi, keberadaan pembangkit ini diharapkan mampu mengatasi sebagian masalah krisis listrik di wilayah tersebut.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya