Harga Bawang Merah di Palembang Naik

DW
20/10/2016 14:47
Harga Bawang Merah di Palembang Naik
(ANTARA/Feny/Koz)

MASYARAKAT di Palembang harus kembali bersabar lantaran harga bawang merah di sejumlah pasar tradisional mulai merangkak naik. Selama ini harga bawang merah berkisar Rp28.000 per kilogram namun sejak dua hari terakhir harganya mencapai Rp32.000-Rp35.000 per kilogram.

Elsa, salah satu pedagang di Pasar 16 Ilir mengaku terpaksa menaikkan harga bawang merah karena modal ambil stok bawang sudah tinggi.

"Sekarang sudah Rp35.000 perkilogram, modalnya saja Rp33.000 per kilogram. Kalau jual dibawah harga itu maka kami tidak bisa dapat untung," ujarnya.

Diakuinya, sebenarnya kenaikan dipicu oleh suplai, jika suplai berkurang otomatis harga akan kembali naik, dan jika pasokan normal maka harga mulai mengalami penurunan.

"Sebenarnya daya beli masyarakat juga mempengaruhi
kenaikan, namun jika pasokan stabil maka akan sulit harga akan naik," katanya.

Hermawan, pedagang bawang merah di Pasar Cinde mengungkapkan hal yang sama. Menurutnya, kenaikan harga bawang ini masih wajar, ini disebabkan masih ada pemasok di luar Pulau Jawa.

"Kalau bawang merah dari Brebes memang sering naik turun, tergangung ketersediaan, namun kadang masyarakat ada yang membeli bawang dari Thailand dan bawang dari Padang," katanya.

Terkait dengan pasokan bawang lokal, jika jumlahnya saat ini masih sedikit, sehingga tidak menyebar seluruh pasar di Palembang. "Sepengetahuan saya masih sedikit, namun sudah ada yang masuk," terangnya.

Kepala Administrasi Umum PT Swarnadwipa Selaras Adiguna (SSA) Pasar Induk Jakabaring, Bambang mengatakan, harga bawang merah memang mengalami kenaikan. Saat ini harga bawang merah Brebes Rp32.000-Rp35.000 per kilogram dari satu hari sebelumnya Rp28.000 per kilogram.

"Harga bawang merah dari Brebes ini biasanya hanya Rp20 ribuan per kilogram, saat ini berangsur naik seiring dengan penurunan pasokan," kata dia.

Jumlah pasokan terus berkurang, dari yang biasanya mencapai 2 ton per hari, saat ini hanya sekitar 1 ton saja. "Untuk antisipasi, sudah ada pasokan bawang dari Padang, harganya Rp26.000 per kg, namun pasokan ini tidak terlalu banyak jumlahnya," jelas dia.

Bambang mengaku tidak mengetahui jelas mengapa pasokan bawang Brebes ini mengalami penurunan yang cukup signifikan, hanya saja pihaknya memastikan jika pasokan mulai menurun beberapa hari belakangan.

Tingginya curah hujan di Sumsel dan banyak daerah di Indonesia mempengaruhi pasokan komoditas sembako ke Palembang. Utamanya, untuk cabai, bawang yang didatangkan dari luar Sumsel.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumsel, Permana mengatakan, curah hujan sangat mempengaruhi distribusi bawang.

"Ini mengkhawatirkan, karena pemesanan tak bisa sebentar dan langsung tiba," jelas dia.

Dijelaskanya, ada proses yang dilalui, seperti ada jalur transportasi distribusi biasanya memakan waktu setengah hingga 1 hari, bisa jadi 2 atau 3 hari baru tiba di Palembang. Hal itu menyebabkan, komoditas seperti cabai, bawang dan lainnya akan busuk di jalan.

Belum lagi, ada proses setelah pemetikan yang juga membutuhkan waktu dan butuh adanya terik panas matahari untuk penjemuran. "Kendala di musim hujan, habis panen kan harus dikeringkan, kalau cabai diangin-anginkan," jelas dia.

Diakui Permana, kondisi serupa juga terjadi di daerah asal produksi bawang. "Hujan ini kan tak hanya di Sumsel, di sentra produksinya di Jawa juga mengalami curah hujan tinggi," kata dia.

Apalagi, setelah itu masuk proses diatribusi ke daerah tujuan, karena hujan, atau sebabnyak seperti banjir dan longsor jadi kendala. "Kalau lama di transportasi maka akan busuk di jalan. Tapi kita tetap usahakan lancar distribusi," tandasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya