Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
SEBAGIAN warga Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, mulai mengalami krisis air bersih menyusul kemarau yang berdampak terhadap menyusutnya debit sumber air.
Penyusutan debit sumber air mengakibatkan pasokan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) ke rumah penduduk dikurangi dari setiap hari, kini menjadi satu kali dalam sepekan.
Kondisi seperti ini memaksa warga membeli air bersih yang dijual antara Rp70.000-Rp80.000 per tangki ukuran 5 ribu liter. Harga sebesar itu naik dari sebelumnya Rp60.000 per tangki.
Nikson Nitbani, penjual air di Kelurahan Liliba, Kota Kupang, mengatakan, harga air disesuaikan dengan jarak sumber air dan pemesan. Bahkan, harga air bisa naik hingga Rp100.000 per tangki jika jarak pemesan dan sumber air lebih dari 5 kilometer.
"Harga air tangki sebesar itu bisa berubah jika krisis air mencapai puncaknya pada November mendatang," ujarnya di Kupang, Minggu (16/10).
Dia mengatakan pada puncak kemarau November 2015, harga air tangki ukuran 5.000 liter bisa mencapai Rp150.000, dan harga terendah Rp80.000. Padahal, harga air di tempat pengisian air minum hanya Rp6.000 per tangki.
"Harga air mahal karena permintaan air dari masyarakat tinggi. Kami bahkan tidak mampu melayani seluruh permintaan dalam satu hari," ujar dia.
Sebelumnya, Kepala Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Lontar Kota Kupang Noldy Mumu mengatakan penurunan debit sumber air terjadi sejak awal September lalu.
Rata-rata penurunan debit air antara 10-20% dari total produksi air 130 liter per detik dan terjadi di 17 sumber air yang dikelola PDAM Kota Kupang. Penurunan debit air mengakibatkan pasokan air ke rumah penduduk di 49 dari 51 kelurahan di Kota Kupang terganggu.
Terkait krisis air tersebut, mulai 2017 Pemerintah Kota Kupang mengalokasikan anggaran sebesar Ro6 miliar untuk pembangunan embung yang disiapkan menampung air hujan yang akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga.
"Pemerintah akan membangun banyak embung dan bendungan kecil di sungai untuk menampung air hujan sehingga air tidak mengalir begitu saja hingga ke laut, tetapi bisa ditampung dan teresap ke dalam tanah menjadi air tanah," kata Wakil Wali Kota Kupang Daniel Hurek. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved