Kenaikan Harga Cabai Picu Inflasi

DW
14/10/2016 13:51
Kenaikan Harga Cabai Picu Inflasi
(ANTARA)

HARGA cabai merah di sejumlah pasar tradisional di Palembang mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Berdasar catatan Bank Indonesia, dalam satu minggu terakhir, kenaikan cabai merah cukup tinggi dari semula Rp28.000 per kilogram menjadi Rp60.000 per kilogram.

Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Sumatra Selatan Hamid Ponco Wibowo mengatakan harga cabai mempengaruhi inflasi di daerah manapun. Meski jumlahnya kecil, namun cabai merupakan komponen penting karena paling sering dan banyak digunakan masyarakat, apalagi di Kota Palembang.

"Seminggu lalu harga cabai di Palembang masih Rp28.000 sekarang sudah naik cukup tinggi. Permintaan cabai ini terus meningkat, namun sekarang persediaannya tengah berkurang karena banyak masalah," kata dia.

Disebutkan Hamid, faktor yang menyebabkan harga cabai menjadi tinggi diantaranya daerah-daerah penghasil cabai di Sumsel lebih banyak memilih mengirim hasil panennya ke daerah lain.
Sementara daerah yang mensuplai cabai di Sumsel, rata-rata berasal dari Pulau Jawa. Hanya saja, kata dia, kini ada sejumlah daerah di Pulau Jawa yang menghasilkan cabai namun mengalami gagal panen karena faktor cuaca.

"Bank Indonesia bersama TPID (tim pengendali inflasi daerah) secepatnya akan mencari solusi atas permasalahan ini," ungkap Hamid.

Kenaikan harga cabai merah kembali menjadi penyebab utama inflasi Kota Palembang dimana pada September 2016 tercatat sebesar 0,24 persen. Kepala Badan Pusat Statistik Sumatra Selatan Yos Rusdiansyah mengatakan pemerintah daerah perlu mencermati secara seksama perkembangan harga kelompok bahan makanan.

"Penyebab inflasi September di Palembang masih dipengaruhi naiknya harga cabai merah dan beras," katanya.

Yos mengatakan harga cabai merah di Palembang melejit 20,85 persen pada bulan lalu. Kenaikan itu telah memberi andil terhadap inflasi sebanyak 0,12 persen atau tertinggi dibanding komoditas lain yang mengalami kenaikan harga. Sementara komoditas bahan makanan lain yang turut menyumbang inflasi adalah tomat sayur dan petai.

"Kami mencatat ada 76 komoditas yang mengalami kenaikan harga dari total 386 komoditas. Sementara 42 komoditas lainnya mengalami penurunan harga," ujarnya.

Kenaikan harga cabai merah, kata dia, juga telah menyebabkan inflasi di Kota Lubuk Linggau sebesar 0,79 persen. "Selain cabai merah, kenaikan harga juga terjadi untuk komoditas jeruk, rokok kretek filter, tomat sayur dan minyak goreng," katanya.

Ia menyebut, pihaknya menghitung jika inflasi kedua kota di Sumsel itu digabung maka besaran inflasi untuk provinsi Sumsel sebesar 0,30 persen. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya