Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
BANJIR melanda Kabupaten Grobogan dan Kudus, Jawa Tengah mengakibatkan ribuan rumah terendam banjir dan musim tanam (MT) I mundur karena ratusan hektare sawah terendam dengan ketinggian air 0,5-1,5 meter.
Pemantauan Media Indonesia di Pantura timur, Jateng, Selasa (11/10), banjir yang melanda tiga desa di Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus dan di Kecamatan Gubug dan Tegowanu, Kabupaten Grobogan sudah mulai surut, meskipun rumah dan sawah masih terendam banjir. Karenanya, sebagian warga masih bertahan di pengungsian.
Berdasarkan data yang dihimpun, dampak banjir yang melanda dua daerah di Jateng itu cukup besar. Di Kabupaten Grobogan, tercatat 3.750 rumah terendam banjir yakni di Kecamatan Gubug banjir merendam 300 rumah, di Desa Rowosari, Kemiri 450 rumah, Papanrejo 300 rumah, Ngroto 600 rumah, dan Kuwaro,1.200 rumah.
Di kecamatan Tegowanu, banjir merendam 500 rumah di Desa Ketanggirejo dan Sukorejo, sementara di Desa Tinanding, Kecamatan Godong sebanyak ada 400 rumah terendam serta ribuan hektare sawah.
Banjir akibat meluapnya Sungai Gronggong dan jebolnya tanggul Sungai Tuntang juga mengakibatkan enam rumah warga hanyut yakni tiga rumah di Desa Kemiri dan tiga rumah di Desa Kwaron, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan.
"Rumah yang hanyut adalah rumah kayu semipermanen. Namun, penghuninya selamat karena telah mengungsi saat banjir mulai meninggi," kata Hardjono,63, warga setempat.
Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan Masrikan mengatakan meskipun banjir mulai surut, sebagian besar masih merendam rumah dan sawah, sehingga sebagian warga masih bertahan di pengungsian.
Berbagai bantuan seperti makanan dan obat-obatan telah disalurkan ke warga yang berada di pengungsian, baik itu di gedung sekolah, tanggul sungai, tenda darurat di jalur Semarang-Purwodadi maupun menumpang ke rumah warga lain.
"Kita masih terus pantau, karena hujan di daerah atas yakni Ungaran dan Salatiga dapat mengakibatkan benjir susulan," katanya.
Sementara itu, banjir yang melanda Desa Wonosoco, Lambangan, dan Berugenjang, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus mengkibatkan musim tanam (MT) I mundur lagi, karena ratusan hektare sawah masih terendam banjir dengan ketinggian 50-80 centimeter, bahkan sebagian besar harus mengulang pembenihan karena benih yang baru ditabur hanyut.
Sebelumnya, petani di Undaan, Kudus harus mundur melakukan penanaman dari rencana awal September dan baru dimulai awal Oktober karena belum tersedianya air mencukupi dari Kedungombo, namun sekarang harus mundur lagi akibat banjir yang diperkirakan baru akan surut pekan depan.
Berdasarkan data yang dihimpun jumlah sawah yang terendam banjir yakni di Desa Wonosoco sebanyak 250 hektare, Desa Barugenjang 100 hektare, dan Lembangan 50 hektare.
Diperkirakan air baru akan surut pekan depan, sehingga kita harus mengulang kembali pembenihan," kata Kepala Desa Wonosoco Setiyo Budi.
Kerugian petani akibat banjir, ungkap Kepala Desa Berugenjang Kiswo, cukup besar karena untuk pembenihan rata-rata petani harus mengeluarkan Rp250 ribu-Rp400 ribu per hektare. Akibatnya, harapannya dapat segera surut dan memulai lagi karena musim tanam ini sudah mundur satu bulan.
Camat Undaan Catur Widiyatno mengatakan banjir yang melanda tiga desa tersebut adalah akibat meluapnya Sungai Londo. Warga diharapkan tetap waspada karena intensitas hujan yang masih tinggi dapat mengakibatkan sungai kembali meluap.
"Desa Wonosoco merupakan wilayah langganan banjir, hampir setiap tahun kebanjiran," tambahnya. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved