Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
PEMADAMAN kebakaran hutan dan lahan di Lembah Harau, Kabupaten 50 Kota, melalui water bombing dengan helikopter terganggu karena intensitas angin.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten 50 Kota Nasrianto mengatakan, sejak beroperasi Senin (10/10), helikopter hanya bisa bekerja pagi sampai siang. Pasalnya, selepas siang hari, kecepatan angin di Lembah Harau sangat tinggi.
"Hari ini mulai beroperasi jam 8 pagi, karena lebih efektif mengingat cuaca bagus. Sampai siang water bombing dilakukan sebanyak 17 kali. Selepas itu, helikopter diistirahatkan karena angin berubah-ubah," jelas Nasrianto, Senin.
Alhasil, helikopter masih fokus memadamkan api di kawasan Lembah Harau. Belum bisa bergerser ke lokasi kebakaran lain di Air Suci, Taram.
"Baru sekitar 15 hektare yang bisa didinginkan," ungkap Nasrianto.
Padahal, helikopter menjadi harapan satu-satunya memadamkan api di lahan seluas 40 hektare yang telah berlangsung sekitar 3 pekan terakhir tersebut.
Kebakaran di Lembah Harau sangat sulit dijangkau dengan pemadaman secara manual, karena titik kebakaran berada di tebing curam dengan ketinggian 200-300 meter.
"Tanggal 26 (September) sampai sekarang, itu yang didinginkan, karena tidak ada hujan. Namun belum selesai," ujar Nasrianto.
Karena ketinggiannya pula menyulitkan helikopter kecil seperti yang tengah beroperasi sekarang. Helikopter water bombing jenis Bell 412 PK-PUV bantuan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sengaja dikerahkan setelah gagalnya upaya pemadaman secara manual.
"Tapi cuaca mempengaruhi," tukas Nasrianto.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) saat ini wilayah timur Sumatra Barat seperti Kabupaten 50 Kota, angin bergerak dari barat daya menuju timur dengan kecepatan 10-35 km per jam.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Ketaping Budi Samiaji mengatakan, cuaca bagian timur Sumbar mulai ada peningkatan aktivitas
awan, tetapi kondisi angin dari barat menuju timur.
"Bisa dibilang potensi hujan 40% dengan intensitas ringan durasi singkat," ujarnya.
Sementara untuk sumber air, dikatakan Nasrianto, cukup tersedia. Saat ini, jelasnya, sumber air ada di 5 titik yakni Air Sonsang Taeh Bukik, Sarasah Tanggo Sarilamak, Talago Pulau Belibis di Taram, Batang Sinamar, Kenagarian Andaleh, dan cadangan jauh di PLTA Agam serta PLTA Koto Panjang.
"Jarak pengambilan, yang jauh cuma 10 menit pulang pergi," ujarnya.
Hingga saat ini, dia mengaku tidak tahu sampai kapan helikopter itu bisa beroperasi. Namun, Nasrianto berharap, helikopter bantuan pemerintah pusat tersebut tetap beroperasi hingga api benar-benar padam di lokasi yang terbakar.
Sejauh ini, kemarau terus mendera Kabupaten 50 Kota. Ini pula menjadi kekhawatiran Nasrianto dan pihak lainnya. Kondisi ini, katanya, ada sekitar 30 titik api di 50 Kota.
"Hot spot kemungkinan bersumber dari orang yang buka kebun dengan cara membakar lahan, lalu tidak terawasi dalam kondisi kemarau. Ini murni kelalaian manusia," tandasnya. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved