Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
SETELAH upaya mengevakuasi warganya yang menjadi pengikut Dimas Kanjeng dari padepokan tidak berhasil, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan tidak menyerah.
Bupati Pasuruan M Irsyad Yusuf pun mencari jalan lain dengan dengan mendekati keluarga para pengikut Dimas Kanjeng dan membujuknya agar meninggalkan padepokan yang berada di Probolinggo tersebut.
"Para camat dari 10 kecamatan, saya perintahkan mendekati keluarga para pengikut Dimas Kanjeng. Selanjutnya biar keluarganya membujuk, agar pengikut Dimas Kanjeng yang berasal Kabupaten Pasuruan segera pulang," kata Bupati Pasuruan yang akrab disapa Gus Irsyad ini di Pasuruan, Jawa Timur, Rabu (5/10) petang.
Menurut Gus Irsyad, pendekatan terhadap pengikut Dimas Kanjeng ini berbeda dengan pendekatan terhadap pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
Ternyata dari upaya yang dilakukan Pemkab Pasuruan tersebut, salah seorang pengikut Dimas Kanjeng yang bertahan di tenda-tenda dalam kompleks padepokan di Dusun Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Probolinggo, bersedia dievakuasi, yakni Sanan, 57, warga Kelurahan Gelanggang, Kecamatan Beji.
"Begitu Pak Sanan mau dievakuasi, tadi dia langsung dijemput oleh Bakesbangpol Linmas dan sekarang mungkin sudah tiba di rumahnya," imbuh Gus Irsyad.
Seperti diberitakan sebelumnya, warga Kabupaten Pasuruan yang terdata dan bertahan di Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, sebanyak 25 hingga 33 orang.
Pada Selasa (4/10) kemarin, Pemkab Pasuruan memfasilitasi dan menjemputnya dengan bus. Namun, dari delapan orang yang masih bertahan, tidak ada seorang pun yang mau pulang. Alasannya, mereka terkena piket atau giliran menjaga tenda yang masih banyak barang milik temannya anggota padepokan.
Selain itu, mereka juga beralasan menunggu instruksi dari Marwah Daud Ibrahim yang menjadi Ketua Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng.
Dimas Kanjeng ditangkap polisi pada Selasa 22 September 2016 lalu, karena dugaan menjadi otak pembunuhan dua mantan 'santri'-nya, Abd Ghani yang mayatnya dibuang ke Waduk Jatiluhur Wanogiri, Jawa Tengah, dan Ismail Wahyudi yang jasadnya ditemukan di Kraksaan Probolinggo pada Februari 2015 lalu.
Dari hasil pemeriksaan penyidik Polda Jatim, kedua kasus pembunuhan itu diduga berlatar belakang penipuan penggandaan uang yang mencapai triliunan rupiah. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved