UGM Teliti Pengolahan Air Limbah di TPA

Ardi Teristi
05/10/2016 18:56
UGM Teliti Pengolahan Air Limbah di TPA
(ANTARA)

DOSEN Teknik Kimia, Fakultas Teknik UGM Wiratni Budhijanto mengatakan tim peneliti UGM tengah mengembangkan desain anaerobic fluidized technology untuk pengolahan air limbah (Lindi) di TPA Piyungan, Bantul,Yogyakarta.

Penelitian ini sangat penting untuk menyelesaikan persoalan pengolahan limbah cair di tempat pembuangan akhir. Pasalnya, selama ini limbah cair (Lindi) di pembuangan akhir belum dikelola dengan baik.

"Apabila tidak dikelola bisa mencemari kualitas air tanah di daerah sekitar TPA," kata dia dalam pers rilis UGM saat workshop pengolahan air limbah, 5-6 Oktober, di hotel Harper Yogyakarta.

Ia menjelaskan, pengolahan air lindi selama ini tidak mudah karena memerlukan lahan kolam tampungan air yang cukup luas. "Yang kita kembangkan teknologi yang hemat tempat sehingga air lindi bisa diolah sebelum dibuang," katanya.

Menurutnya, teknologi yang dikembangkan peneliti UGM tersebut bisa dimanfaatakan untuk perikanan. Ia bersama dengan peneliti lainnya tengah membuat desain kolam ikan vertikal sehingga tidak memakan lahan kolam begitu luas.

"Kita menggunakan smart aquaculture technology, dimana lokam vertikal dengan kedalamann 2 meter, sehingga kesulitan akan lahan bisa diatasi, kita akan menawarkan teknologi ini pada petani dan pengusaha untuk menjadi mitra riset," ujar dia.

Wiratni menjelaskan prospek perikanan di Indonesia cukup potensial. Dia menegaskan bahwa Indonesia saat ini merupakan negara pengekspor ikan nila terbesar. Ia menyebutkan salah satu perusahaan perikanan di Semarang menjual ikan nila ke Amerika Serikat.

Meski demikian, permintaan ikan nila dalam jumlah besar sulit terpenuhi karena perusahaan tersebut kewalahan dalam mendapatkan lahan kolam budidaya serta ketersediaan suplai air bersih. "Mereka kesulitan untuk mendapatkan lahan untuk pengembangbiakan dan sulitnya air bersih," terangnya.

Dengan teknologi yang dikembangkan ini menurut Wiratni diharapkan bisa memberikan solusi dalam usaha pengembangan budidaya perikanan.

Sementara itu, anggota ikatan praktisi air limbah Ivan Affandi menyampaikan pentingnya dibentuk asosiasi insinyur pemerhati air limbah. Dengan adanya asosiasi ini nantinya ada standarisiasi dan validasi teknologi baru yang akan masuk ke Indonesia.

"Saat ini banyak teknologi yang masuk kadang baru skala laboratorium dijual ke Indonesia, perlu ada standar," pungkas dia.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya