Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
UPAYA Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan untuk menjemput warga mereka yang bertahan di Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, Probolinggo, Jawa Timur, gagal membuahkan hasil.
Bus yang sengaja disediakan Pemkab Pasuruan untuk menjemput puluhan warga mereka itu pun terpaksa kembali dengan kondisi kosong melompong, Selasa (4/10).
Pasalnya, warga Kabupaten Pasuruan yang menjadi pengikut Dimas Kanjeng enggan pulang ke kampung dan memutuskan bertahan di tenda-tenda dalam komplek padepokan.
Dari data yang diperoleh Pemkab Pasuruan, warga Kabupaten Pasuruan yang berada di tenda-tenda di Padepokan Dimas Kanjeng di Dusun Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, jumlah berkisar 25-33 orang dari 10 kecamatan. Namun, yang bertahan hingga hari ini tinggal delapan orang.
"Kami sebenarnya berharap, dengan difasilitasi Pemkab Pasuruan, mereka mau diajak pulang. Namun mereka enggan dengan alasan mendapat giliran berjaga di padepokan. Karena masih banyak barang-barang milik (pengikut) yang lain masih tertinggal," kata Kepala Bakesbangpol Kabupaten Pasuruan, Yudha Triwidya Sasongko, Selasa.
Pengikut Dimas Kanjeng yang berada di tenda-tenda di dalam kompleks padepokan memang berasal dari berbagai derah di Indonesia. Yang memutuskan untuk menjemput pengikut Dimas Kanjeng yang bertahan itu, baru Pemkab Pasuruan saja.
"Yang bertahan delapan orang, mereka berada di dua tenda besar. Selain alasan giliran piket menjaga barang-barang milik temannya yang masih ada, juga atas perintah Marwah Daud (Ketua Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Marwah Daud Ibrahim). Mereka juga mengaku kalau membawa kendaraan sendiri dan bisa pulang sendiri," imbuh Yudha.
Kedelapan warga Kabupaten Pasuruan yang masih bertahan, ialah Ghozali, Nizar, Eva, Suhartatik, Aniq, Mahfudz, Sariman, dan Hasan Basori.
Menurut Yudha, meski tidak berterus terang, pengikut Dimas Kanjeng yang bertahan di tenda, sepertinya tertekan. Sehingga mereka enggan dan mungkin takut untuk pulang.
"Kayaknya seperti itu (tertekan) atau ada beban psikologis, tapi mereka tidak ngomong dengan pasti dan jelas," pungkas Yudha. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved