32,1% Warga Yogyakarta Punya Masalah Gigi

SEKITAR 32,1% warga Daerah Istimewa Yogyakarta yang berjumlah lebih dari 3 juta jiwa mempunyai masalah gigi dan mulut.

“Angka itu lebih tinggi dari prevalensi permasalahan gigi dan mulut nasional yang masih mencapai 25,9%,” kata Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada, Diantri Nari Ratih, Kamis (29/9).

Dalam pembukaan Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2016 di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Diantri menjelaskan berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dari 93,6% masyarakat DIY yang telah menyikat gigi, baru 3,4% yang telah menyikat gigi secara benar pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.

“Angka itu sedikit berada di atas rata-rata nasional yang masih mencapai 2,3%,” jelasnya.

Ia menambahkan, meski masalah gigi dan mulut masih tinggi namun baru 10,3% yang menerima penanganan.

Ditambahkan, kebiasaan buruk yang umum berpengaruh bagi kesehatan gigi dan mulut adalah keengganan berkunjung ke dokter gigi secara rutin.

“Kebiasaan lain yang sering dianggap sepele adalah kebiasaan menyikat gigi dengan cara, frekuensi, dan waktu yang salah,” kata dia.

Hal itu, menurut dia, mengindikasikan bahwa program preventif dan promotif yang berkesinambungan masih perlu digalakkan melalui edukasi terkait dengan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.

Pada kesempatan itu, ia mengimbau masyarakat Yogyakarta memanfaatkan penyelenggaraan acara Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2016 di Rumah Sakit Gigi dan Mulut UGM yang digelar bersama Unilever Indonesia untuk memeriksakan gigi secara gratis.

Sementara itu, Head of Professional Relationship Oral Care PT Unilever Indonesia Ratu Mirah Afifah mengatakan, melalui BKGN, pihaknya juga mengingatkan kembali pentingnya peran orangtua, terutama ibu untuk mengenal dan mengetahui bagaimana cara mencegah kebiasaan yang berakibat buruk bagi kondisi kesehatan gigi dan mulut anak.

Pelaksanaan BKGN 2016 di FKG UGM Yogyakarta dilaksanakan selama tiga hari, mulai 29 September hingga 1 Oktober 2016. Sekitar 145 dokter gigi akan diterjunkan untuk melayani pengunjung yang ditargetkan mencapai 1.000 orang secara gratis. (OL-3)