Gila Timah Ancam Keselamatan Penerbangan

Cahya Mulyana
30/9/2016 12:10
Gila Timah Ancam Keselamatan Penerbangan
(Antara/Teresia May)

PANGKAL Pinang dikenal memiliki potensi timah yang tinggi dibanding wilayah lain di Indonesia. Hampir seluruh daratan di Ibu Kota Provinsi Bangka Belitung itu kaya kandungan timahnya, tidak terkecuali di lahan 150 hektare milik Bandara Depati Amir.

Tidak ayal banyak di sekitar bandara lubang-lubang galian timah dan dilihat dari udara galian itu seakan mengerubuti bandara peninggalan Perang Dunia II itu.

Warga setempat memanfatkan timah sebagai cara mendatangkan rupiah meski dilakukan tanpa izin. Tidak sedikit yang menggunakan cara konvensional dengan menggali tanah di sekitar area bandara.

Menurut Pelaksana Tugas General Manager Airnav Indonesia Pangkal Pinang Wawan Winarto, aktivitas penambangan yang dilakukan warga tidak jarang mengganggu aktivitas penerbangan. Galian tambang tersebut bukan hanya mengancam kenyamanan dan keamanan penerbangan juga merusak pagar-pagar pembatas bandara.

"Saking banyaknya banyak orang nyuri timah, pagar-pagar bandara sampai roboh. Kita kejar datang lagi, kita kejar datang lagi," kata Wawan di Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang, Bangka Belitung, Jumat (30/9).

Menurutnya, banyaknya kandungan timah di sekitar bandara membuat warga berbondong-bondong membuka galian. Ancaman kerusakan lingkungan pun dihadapi Airnav dan Angkasa Pura.

"Kenyataan ini jadi ancaman kerusakan lingkungan dan Keselamatan penerbangan," katanya.

Masyarakat tentu sudah tahu, lanjut Wawan, bahwa di Pulau Bangka ini yang masih tersisa kandungan timah hanya di bandara peninggalan Jepang itu. Kalau dikeruk, keuntungan yang dihasilkan bisa membuat bandara sekelas Changi di Singapura.

"Kalau bandara ini dikeruk semua, 150 hektare dikeruk semua, hasil timahnya bisa buat bangun Bandara Changi," tutupnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya