Anak Korban Banjir Garut Trauma Berat

Kristiadi
24/9/2016 05:40
Anak Korban Banjir Garut Trauma Berat
(MI/PANCA SYURKANI)

Terapi kejut diberikan sebagai upaya untuk memulihkan pikiran anakanak yang menjadi korban air bah di Garut.

KORBAN banjir bandang yang menyapu Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (21/9) lalu, mengalami trauma cukup berat, khususnya anak-anak di bawah umur. Sejumlah anak ketakutan saat melihat air. Seperti yang terjadi pada korban berusia 14 tahun beserta adiknya yang berumur 6 tahun. Mereka menjadi yatim piatu karena ayah dan ibu mereka meninggal dalam kejadian itu.

Sang kakak yang bersekolah di SMP Muhammadiyah masih menutup diri dan tidak mau mengatakan apa yang terjadi pada saat peristiwa itu.

"Ia merasa sangat berdosa tidak bisa menyelamatkan ayah dan ibunya," tutur Uut Hanafi, 26, relawan Satuan Bhakti Sosial Mahasiswa (SBSM) pada Kesejahteraan Sosial Bandung, di Aula Korem 062 Tarumanagara, ketika ditemui Media Indonesia, kemarin.

Korban banjir bandang yang ditampung di sana berjumlah 175 orang terdiri dari 85 perempuan dan 90 laki-laki. Korban anak-anak berumur 0-11 bulan tercatat 4 orang, 1-5 tahun ada 4 orang, dan 6-10 tahun berjumlah 22.

Menurut Uut, butuh waktu lama bagi korban untuk benar-benar melupakan kejadian nahas itu. Pasalnya, mereka menyaksikan sendiri begitu banyaknya orang menangis meminta pertolongan, rumah hancur tersapu bah, dan korban meninggal bergelimpangan dalam balutan lumpur pekat.

Untuk meringankan beban psikis korban, relawan pun mengajak anak-anak untuk memulai obrolan dan berbicara agar daya pikir mereka meningkat. Suasana diciptakan sesantai mungkin dengan bermain, belajar menulis, menggambar, hingga bermain sepak bola.

Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Dasar, Dinas Pendidikan Garut, Totong menyebutkan ada 11 sekolah yang rusak akibat banjir. Bantuan seragam sekolah dibutuhkan, mulai dari SD, SMP, dan SMA sebanyak 2.200 buah, juga peralatan sekolah lainnya.


Tepat sasaran

Banjir bandang Garut mendapatkan perhatian serius dari Presiden Joko Widodo, Wapres Jusuf Kalla, dan sejumlah menteri. Hingga kini, bantuan untuk para korban terus mengalir dari berbagai wilayah.

Dompet Kemanusiaan Media Group memberikan bantuan di 5 posko pengungsian di bantaran Sungai Cimanuk, tepatnya di Kampung Kaum Lebar, Kelurahan Sukaminggir, Kecamatan Tarogong Kota. Bantuan yang diberikan berupa alat-alat mandi, seperti sikat gigi, alat mandi anak, selimut, pembersih lantai, makanan, mi instan, pakaian anak, air, dan sarung.

"Ini sumbangan dari pembaca Media Indonesia dan pemirsa Metro TV," terang Ketua Dompet Kemanusiaan Media Group Ali Sadikin.

Dadi, 55, warga Kampung Kaum Lebar, mengaku terharu karena sumbangan dari Dompet Kemanusiaan Media Group dinilai tepat sasaran. "Kami sangat bersyukur dengan bantuan ini. Semuanya tidak ada yang tersisa selain pakaian yang di badan. Semua hilang setelah luapan sungai sangat deras," ujarnya sendu.

Bantuan juga mengalir dari DPD RI, Mabes Polri, TNI, Susi Air, Jasa Raharja, Telkom Indonesia, BUMN, PWI Jabar, PWI Garut, dan PWI Tasikmalaya.

Di sela-sela perebutan medali cabang olahraga panjat tebing PON XIX Jabar di Cikole, Kabupaten Bandung Barat, para atlet, ofisial, dan penonton menggalang dana untuk korban banjir Garut. Selama 7 jam, berhasil terkumpul Rp8,43 juta.

Selain itu, PNS Karawang mendonasikan Rp8 juta dan digenapi menjadi Rp10 juta oleh Wakil Bupati Karawang Ahmad Zamaksari. (EM/CS/DG/N-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya