Garut Tersapu Bah

Kristiadi
22/9/2016 08:04
Garut Tersapu Bah
(MI/Panca Syurkani)

MIMIN Aminah, 48, memimpin dua anak dan seorang cucunya untuk menyelamatkan diri dari banjir bandang Sungai Cimanuk. Warga Dusun Haur Panggung, Desa Cimacan, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat, itu harus berloncatan dari satu atap rumah ke atap lain.

“Air yang datang dari Sungai Cimanuk seperti desis yang keras, sangat menakutkan. Kami terus berloncatan di atas genting yang belum tenggelam supaya tidak terbawa oleh air,” paparnya di lokasi pengungsian markas Korem 062/Tarumanegara, kemarin.

Mimin selamat setelah ditarik tim penyelamat dengan menggunakan tambang dan berenang sejauh 5 meter. Rumahnya tidak bersisa, terbawa oleh arus. “Setelah di pengungsian, saya baru sadar satu anak saya terbawa oleh banjir dan belum ditemukan,” tandasnya.

Kengerian tidak hanya melanda Mimin. Banjir bandang yang datang Selasa (20/9) sekitar pukul 22.00 WIB melanda tujuh kecamatan di Kabupaten Garut, yakni Garut Kota, Tarogong Kidul, Bayongbong, Banyuresmi, Karang Pawitan, Tarogong Kaler, dan Cibatu. Banjir terparah melanda Tarogong Kidul dan Garut Kota.

Sampai tadi malam, tim penanggulangan bencana sudah mengevakuasi 23 warga dalam kondisi tidak bernyawa. Dari laporan warga, masih ada 22 orang lainnya yang hilang. “Jumlah warga terdampak mencapai 893 jiwa dan 735 orang di antaranya harus mengungsi. Banjir merendam 633 rumah dan menghanyutkan 75 rumah,” kata Komandan Komando Distrik Militer 0611 Garut Letnan Kolonel Arm Setyo Hani Susanto.

Fasilitas umum yang ikut jadi korban ialah RSUD Dr Slamet, Kantor Kecamatan Tarogong Kidul, rumah sakit paru-paru, SLB C YKB, dan sejumlah kantor polsek.

Darurat bencana
“Ini banjir terbesar sepanjang sejarah Kabupaten Garut. Kami sudah menetapkan status darurat bencana alam. Untuk saat ini, kami berkonsentrasi melakukan pencarian korban yang hilang dan mengurus pengungsi,” papar Bupati Garut Rudy Gunawan.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang datang ke lokasi bencana di Tarogong Kidul meminta penyebab bencana agar segera diketahui. Jika karena faktor perilaku manusia yang merusak lingkungan, ke depan aparat dan warga harus segera memperbaikinya bersama-sama.

“Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan membantu untuk memulihkan kondisi warga yang menjadi korban bencana. Kami akan berusaha membuat mereka bisa kembali hidup normal, lepas dari trauma, dengan mendatangkan rohaniwan dan psikolog,” ujar Aher.

Dia mengaku sudah berdialog dengan Bupati Garut untuk menggelar program pascabencana. “Mungkin akan dibangun rusunawa untuk membantu korban yang sudah kehilangan rumah mereka. Bupati akan berbicara dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan pemprov akan membantu,” tandasnya.

Selain di permukiman, banjir bandang melanda area pertanian. Seperti diungkapkan Kepala Seksi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Garut TB Agus Sofyan, ada 126 hektare lahan pertanian yang terendam, terdiri atas 118 hektare sawah dan 8 hektare kebun jagung. “Lahan rusak dan tanaman tidak mungkin dipanen,” tuturnya.

Sampai tadi malam, Tim SAR gabungan masih menyisir sejumlah lokasi banjir. Selain anggota Basarnas, terlihat tim dari TNI dan Polda Jawa Barat.

Mereka terus memantau beberapa warga yang nekat kembali ke rumah untuk menyelamatkan barang-barang berharga. Beberapa ambulans juga mondar-mandir dari lokasi bencana ke RSU Guntur, membawa jenazah ataupun korban selamat yang perlu perawatan.

“Bantuan untuk korban sudah datang dari berbagai wilayah, seperti Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, Pangandaran, Sumedang, dan Bandung. Banyak perusahaan juga sudah membantu,” papar Bupati Rudy Gunawan. (EM/BU/N-2)

kristiadi@mediaindonesia.com



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya