Kepala BNPB Laporkan Penanganan Banjir Bandang Garut kepada Presiden

Basuki Eka Purnama
22/9/2016 10:07
Kepala BNPB Laporkan Penanganan Banjir Bandang Garut kepada Presiden
(Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei. -- ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

KEPALA Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei telah melaporkan perkembangan penanganan bencana banjir bandang di Garut kepada Presiden Joko Widodo, Rabu (21/9) malam.

Kepala BNPB telah berada di lokasi bencana sejak Rabu (21/9) untuk mendampingi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam penanganan darurat. Upaya tanggap darurat di bawah pos komando masih terus dilakukan hingga Kamis (22/9). Salah satunya pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana, seperti permakanan, hunian, dan air bersih.

"Pengungsi ditempatkan di aula Korem dalam keadaan baik. Ketersediaan permakanan, air bersih cukup. Plus bantuan dari masyarakat," ungkap Willem di Pos Komando (posko) Bencana Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Longsor Garut pada Rabu (21/9) malam.

Willem menambahkan bahwa Bupati Garut Rudi Gunawan juga menyiapkan Rusun dengan kapasitas 100 orang. Menurut BPBD Garut, saat ini, pengungsi berjumlah 433 jiwa. Mereka ditempatkan di pos pengungsian Makorem 062 TN.

BNPB telah mengirim bantuan logistik senilai Rp2 miliar untuk BPBD Garut dan BPBD Provinsi Jawa Barat. Bantuan berupa makanan siap saji, selimut, tikar, tenda, pakaian sekolah, kidsware, dan lainnya.

"Dana Siap Pakai dari Pemerintah untuk mendukung operasional tanggap darurat sebesar Rp400 Juta," kata Willem.

Kondisi di lapangan, kata Willem, menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat sangat baik. "Jumlah relawan yang tercatat sebanyak 360 orang dari 16 lembaga."

Komandan Kodim ditunjuk Bupati Garut memimpin operasi tanggap darurat pascabencana banjir bandang dan longsor Garut yang terjadi pada Senin (20/9) tengah malam lalu. Posko masih melakukan pendataan kerusakan dan kerugian di lokasi bencana.

BNPB, saat ini, masih melakukan kaji cepat dampak kerusakan bencana. Pemetaan dilakukan dengan menerbangkan drone dan memanfaatkan citra satelit beresolusi tinggi bersama Lapan, BIG dan BPPT.

Evaluasi dilakukan untuk dapat mengambil langkah-langkah penanganan secara cepat dan tepat.

Kepala BNPB juga melaporkan bahwa hingga Rabu (21/9) malam korban meninggal berjumlah 23 orang dan 18 lainnya masih dalam pencarian. Pencarian korban melibatkan tim gabungan dari BPBD, Badan SAR Nasional, TNI, Polri, PMI, Tagana, dinas-dinas terkait, relawan dan masyarakat. (RO/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya