Bupati Batang Tekankan Etika Kunci Menangi Persaingan Kerja

Bagus Suryo
20/9/2016 19:03
Bupati Batang Tekankan Etika Kunci Menangi Persaingan Kerja
(MI/Bagus Suryo)

MAHASISWA didorong memiliki etika dan karakter yang kuat agar mampu memenangi persaingan global dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

"Etika kerja menyesuaikan dengan lingkungan kita berada. Dasar karakter juga melekat yakni disiplin," tegas Bupati Batang, Jawa Tengah, Yoyok Riyo Sudibyo, seusai memberikan kuliah tamu di hadapan mahasiswa Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Malang bertema 'Etika, Profesi, dan Profesionalisme', Selasa (20/9).

Yoyok hadir di Malang untuk memberikan motivasi dan berbagi pengalaman. Dalam kuliah itu, materi disampaikan secara santai tapi mengena. Mahasiswa menyimak cerita sukses bupati bersahaja tersebut selama menggeluti profesi sebagai TNI, pedagang, dan juga birokrat.

Di hadapan ribuan mahasiswa, ia melontarkan gagasan makna etika kerja sebagai unsur penting dalam meraih kesuksesan di segala bidang. Sebab, mahasiswa yang akan menghadapi dunia kerja nyata, bakal menemui berbagai tantangan persaingan sangat ketat. Terutama memasuki MEA, distribusi dan pertukaran tenaga kerja asing semakin tajam.

Oleh karenanya mahasiswa perlu membekali diri untuk memahami etika secara utuh. Hal itu dibutuhkan lantaran tidak semua mahasiswa yang sangat pandai dan cerdas sekali pun di bangku kuliah bisa memenangkan persaingan kerja di lapangan.

"Etika menentukan seseorang berhasil atau tidak dalam menghadapi kerja di dunia nyata," katanya.

Namun perlu diperhatikan, lanjut dia, bahwa etika beriringan dengan karakter yang melekat yaitu disiplin. "Disiplin kerja itu penting, bila tidak maka akan tergilas," ujarnya.

Selama ia masih aktif di TNI, sikap disiplin dan serius tersebut sangat vital. Demikian juga saat menjadi pedagang dan bupati, disiplin dipadukan dengan etika, maka dampaknya mampu memenangkan persaingan.

"Etika kerja sangat penting untuk memenangkan persaingan kerja di lapangan," ungkapnya.

Sejauh ini, katanya, kapasitas sumber daya manusia Indonesia dinilai memiliki kemampuan memadahi. Bahkan, perguruan tinggi sudah membekali para mahasiswa dengan berbagai ilmu, pengetahuan, keterampilan dan kompetensi secara cukup.

Dalam menghadapi persaingan dunia kerja, siap tidaknya tergantung pada masing-masing mahasiswa itu sendiri, kuncinya bagaimana mereka memanfaatkan kemampuan yang dimiliki.

"Kesiapan seseorang tidak bisa hanya mengandalkan ijazah, tapi mental juga menjadi faktor penting," tuturnya.

Untuk itu, Yoyok memberikan penguatan kepada mahasiswa agar memegang teguh etika. Dalam dunia kerja, harus melaksanakan tanggung jawab secara serius dan disiplin.

"Etika itu menentukan. Semakin baik orang beretika, maka network (jaringan) akan semakin kuat dan luas. Jadi terpenting itu membangun kepercayaan," tukasnya.

Pada kesempatan itu, Yoyok mengungkapkan bahwa banyak sumber daya manusia Indonesia yang cerdas dan memiliki keahlian mumpuni tidak kalah dengan orang asing. Namun, ada fenomena yang ia nyatakan sangat menarik, justru mereka banyak bekerja di luar negeri.

Permasalahan itu tidak ditanggapi dengan saling menyalahkan, tetapi semua pihak harus membangun keterbukaan untuk membangun bangsa, negara, dan masyarakat.

Sedangkan kunci sukses pembangunan di Batang, kata dia, lantaran selama memimpin pemerintah daerah setempat selalu mengajak rakyat untuk bersama-sama terlibat dalam pembangunan. Upaya itu diwujudkan melalui transparansi anggaran, rakyat harus mengetahui uang mereka sudah digunakan untuk apa saja.

Lantas, nanti setelah tugasnya menjadi bupati selesai, Yoyok berencana membagi ilmu dan pengalamannya ke seluruh pelosok negeri. Sebab, ia bakal membawa konsep besar pembangunan untuk Indonesia kendati tetap berprinsip segala sesuatu dilakukan dengan mengalir.

"Saya mengalir saja pascabupati, misalnya diberikan kesempatan, bila banyak orang membutuhkan pengalaman, maka saya siap berbagi," kata penerima penghargaan Bung Hatta Anti-Corruption Award (BHACA) 2015 itu menutup pembicaraan dengan wartawan. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya