Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
STASIUN Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap, Jawa Tengah (Jateng) memperkirakan mulai September hingga Januari mendatang, hujan ekstrem potensial terjadi. Bahkan, pada akhir pekan lalu hujan ekstrem dengan intensitas hingga 114 milimeter (mm) sehari sudah turun dan mengakibatkan bencana banjir dan longsor di Cilacap.
Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Teguh Wardoyo mengungkapkan pada musim penghujan yang telah dimulai September ini potensial terjadi hujan ekstrem.
"Bahkan, pada 16 September lalu, curah hujan ekstrem tercatat di Jateng selatan dengan intensitas hingga 114 mm dalam sehari. Hujan dengan intensitas lebih dari 100 mm sudah masuk dalam kategori ekstrem. Padahal, saat sekarang baru masuk awal musim penghujan, sehingga dalam bulan-bulan mendatang, hujan ekstrem tetap berpotensi turun," ujar Teguh, Senin (19/9).
Hujan ekstrem yang terjadi di Jateng selatan akibat sejumlah faktor di antaranya adalah suhu muka air laut yang masih hangat, adanya La Nina, serta adanya fenomena pasokan uap air ke wilayah barat Indonesia. "Hal itulah yang kemudian memicu curah hujan tinggi," ungkapnya.
Menurut Teguh, pihaknya telah meminta kepada pemkab di Jateng bagian selatan seperti Cilacap, Banyumas, Banjarnegara, Kebumen dan Purbalingga untuk meningkatkan kewaspadaan. "Sebab, dalam bulan-bulan mendatang, kami memperkirakan curah hujan di atas normal. Dengan kondisi itu, maka dapat memicu bencana seperti banjir dan longsor," tandasnya. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved