Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

WWF 2024 Usai, Ribuan Delegasi Lanjut Kunjungi Destinasi Wisata di Bali

Arnoldus Dhae
26/5/2024 21:20
WWF 2024 Usai, Ribuan Delegasi Lanjut Kunjungi Destinasi Wisata di Bali
Sejumlah partisipan memandangi hamparan sawah saat field trip World Water Forum ke-10 2024 di kawasan wisata Jatiluwih, Tabanan, Bali.(Dok. Media Center WWF Bali)

RIBUAN delegasi atau peserta WWF atau World Water Forum 2024 belum meninggalkan Bali, usai acara tersebut berakhir. Para peserta tersebut lanjut berwisata, mengunjungi berbagai destinasi wisata di Pulau Dewata.

Beberapa lokasi wisata yang ramai dikunjungi pascagelaran WWF usai adalah Desa Penglipuran, Danau Batur, Museum Subak, Irigasi Tradisional Bali di Jatiluwih, Museum Gunung Api Batur, Nusa Penida, dan Kebun Raya Bedugul.

Salah seorang pemandu wisata di Museum Subak Tabanan, Ni Nyoman Mirahwati mengatakan, jumlah para delegasi yang masih berada di Bali hingga hari ini masih sangat banyak.

Baca juga : Pemprov Bali Hitung Dampak Ekonomi dari Penyelenggaraan WWF Ke-10

"Dalam sehari kita bisa melayani sampai ratusan bahkan ribuan. Mereka umumnya bertanya soal museum, bagaimana sejarah dan apa manfaatnya. Kami akhirnya membentuk beberapa personil untuk melayani semua informasi tersebut. Jumlahnya sangat banyak. Dan dari dialek, kita tahu mereka berasal dari banyak negara di dunia," ujarnya, Minggu, 26 Mei 2024.

Sementara Manajer Desa Wisata Jatiluwih John K. Purna mengaku, kunjungan para delegasi WWF ke Jatiluwih sesungguhnya sudah terjadi sejak awal pelaksanaan WWF. Namun kunjungan dengan jumlah yang besar juster terjadi sejak Jumat hingga Minggu. Ia mengakui, jika dihitung sejak hari pertama WWF hingga hari ini Minggu (26/5) bisa lebih dari 6 ribu orang yang datang ke Jatiluwih.

“Ini mungkin karena Jatiluwih ini sudah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO dan juga sangat sesuai dengan tema WWF soal pemanfaatan air berbasis budaya lokal Bali. Mereka penasaran ke Jatiluwih," ujarnya.

Baca juga : 2 Kapal dan 3 Helikopter Disiagakan untuk Amankan KTT WWF ke-10 di Bali

Selama di Jatiluwih, pengunjung yang notabene delegasi WWF ini tidak sekedar melihat pemandangan dari halaman parkir, spot foto, halaman restoran. Melainkan mereka langsung turun ke sawah, berjalan di atas pematang sawah. Ini membuat beberapa pemandu bekerja keras untuk memandu agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Pengunjung melakukan perjalanan di persawahan terasering Jatiluwih, yang tengah tumbuh padi beras merah lokal Cendana. Sawah terasering ini menerapkan sistem subak yang dalam prosesnya melalui 15 tahapan upacara adat Bali setiap musim tanam datang. Subak Jatiluwih memiliki luas 303 hektar dan yang efektif ditanami padi seluas 227 hektare.

(Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya