Semangat Berbagi dan Peduli Warnai Bakti Sosial Tagana

Micom
16/9/2016 19:02
Semangat Berbagi dan Peduli Warnai Bakti Sosial Tagana
(Dok. MI)

SEMANGAT berbagi dan peduli mewarnai Bakti Sosial Taruna Siaga Bencana (Tagana) di Pantai Lamaru Balikpapan, Jumat (16/9).

Hal ini tampak dalam berbagai kegiatan sosial personel Tagana yakni pemberian bantuan untuk penyandang disabilitas berupa 54 kaki palsu, 500 kaca mata baca, 2 alat bantu dengar, 50 tongkat tuna netra, bantuan untuk para lansia berupa 1.000 vitamin dan makanan tambahan, penyerahan 1.000 bingkisan sembako bagi kaum duafa dan 400 penderita kusta, serta pemberian bantuan 432 jaket bagi nelayan dan tukang ojek di daerah rawan bencana.

Solidaritas dan kebersamaan juga tampak dalam kegaitan donor darah yang diikuti 200 personel Tagana dan pembentukan Kampung Siaga Bencana (KSB) di wilayah Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kecamatan Lamaru Kota Balikpapan.

Tagana juga melakukan penanaman 500 batang pohon perdu di Taman Kota Balikpapan dan Samarinda, serta penyuluhan dan simulasi gempa dan tsunami untuk sekolah SD, SMP, dan SMA se-Kota Balikpapan kepada 400 siswa.

Salah seorang personel Tagana dari Kalimantan Timur, Supriani, mengaku senang bisa turut berbagi kepada sesama dalam Bakti Sosial Tagana. Ia bercerita menjadi personel Tagana merupakan panggilan jiwa. Ia bergabung sebagai Tagana sejak 2004 dan telah bertugas di berbagai bencana di Indonesia.

Perempuan satu anak yang ditemui saat memasak di dapur umum ini mengaku keluarga sangat mendukung pilihannya bergabung Tagana.

"Saya bahagia bisa membantu korban bencana. Saya pikir ya ini kerja nyata yang bisa saya lakukan. Membantu orang lain bukan menjadi beban, tapi sebuah panggilan," kata perempuan berkerudung ini.

Senada dengan Supriani, Tagana dari Jawa Barat, Oding Suherlan, mengatakan, menjadi Tagana adalah panggilan dari hati. Bersama sembilan rekannya dari Jawa Barat, Oding berangkat mengikuti Bakti Sosial Tagana.

"Ini kesempatan langka saya bisa ketemu teman-teman Tagana dari daerah lain. Di sini kami bertemu dan berbagi pengalaman penaggulangan bencana," katanya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial (Kemensos) Harry Hikmat mengatakan Tagana pertama kali dibentuk pada 24 Maret 2004. Tagana merupakan wadah relawan terlatih dalam penenggulangan bencana berbasis masyarakat. Kini pada 2016 jumlah Tagana mencapai 29.734 personel tersebar di seluruh Indonesia.

Tagana sebagai unsur yang terdekat dengan lokasi bencana diwajibkan untuk siap hadir di lokasi dalam satu jam bencana terjadi, harus tanggap dan sigap dalam perlindungan sosial terhadap korban bencana, dan memiliki pemahaman tentang penanggulangan bencana agar dapat bekerja secara efektif dan efisien.

Jambore Nasional Tagana diselengggarakan dalam rangka konsolidasi nasional untuk para personel Tagana selain itu juga sebagai paramater kesiapan personel Tagana dalam menghadapi bencana yang akan terjadi di berbagai daerah.

"Melalui Bakti Sosial ini Tagana ingin mempersembahkan sebentuk kontribusi nyata bagi bangsa Indonesia. Sekaligus upaya pemerintah untuk menyemangati anggota Tagana, karena mereka yang ada di garda depan saat terjadinya bencana, mereka bekerja tanpa pamrih. Penghargaan negara setinggi-tingginya untuk mereka," pungkas Harry. (RO/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya