Harga Acuan Kemendag Babak Baru Stabilisasi Harga

Marliansyah
16/9/2016 05:30
Harga Acuan Kemendag Babak Baru Stabilisasi Harga
(MI/ATET DWI PRAMADIA)

PEMERINTAH pusat menerbitkan harga acuan tujuh komoditas pangan yang diharapkan mampu menjadi instrumen untuk menurunkan dan menciptakan stabilitas harga melalui Permendag No 63/MDAG/PER/09/2016.

Regulasi ini menjadi babak baru upaya stabilisasi harga, yang dihasilkan selama 49 hari kepemimpinan menteri perdagangan yang baru.

Tujuh komoditas yang ditetapkan harga acuannya ialah beras, jagung, kedelai, gula, bawang merah, cabai, dan daging sapi.

"Kami berharap para petani lebih sejahtera, para pedagang mendapat keuntungan yang wajar, dan konsumen mendapatkan harga yang lebih terjangkau," kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, kemarin.

Di tingkat konsumen, Mendag menetapkan harga beras Rp9.500/kg, harga gula Rp13.000/kg, harga bawang merah Rp32.000/kg, dan harga cabai merah besar/keriting Rp28.500/kg.

Untuk jagung, harga acuan penjualan konsumen Rp3.650 untuk curah dan Rp3.750 untuk kemasan.

Harga penjualan kedelai ke perajin tahu atau tempe ditetapkan Rp9.200 untuk lokal dan Rp6.800 untuk impor.

Sementara itu, harga per kilogram daging sapi Rp98.000 untuk paha depan, Rp105.000 paha belakang, Rp80.000 jenis sandung lamur, Rp50.000 jenis tetelan, daging beku sapi Rp80.000, serta Rp65.000 daging beku kerbau.

"Harga acuan ditetapkan untuk menjamin ketersediaan, kestabilan, dan kepastian harga di petani dan konsumen," kata Mendag,

Harga acuan ini akan berlaku selama empat bulan dan akan dievaluasi.

Jika harga pembelian di bawah harga acuan dan harga penjualan berada di atas harga acuan, pemerintah akan melakukan langkah stabilisasi harga.

Dari tujuh komoditas itu, beras, gula pasir, bawang merah, cabai, dan daging sapi menjadi bahan pokok yang sering dikeluhkan karena harganya terus naik.

Di Provinsi Bengkulu, harga cabai tembus Rp50 ribu dari yang sebelumnya Rp40 ribu/kg.

Harga cabai dipasar tradisional yang ada di Bengkulu berangsur naik sejak sepekan terakhir akibat pasokan dari petani masih kurang sehingga harga hingga saat ini belum stabil.

"Harga cabai kembali naik akibat pasokan cabai dari yang berasal dari Kabupaten Kepahiang, Rejang Lebong, dan Lampung, belum normal sehingga kembali naik sehingga pedagang sepi pembeli," kata Amanah, 50, pedagang cabai di Pasar Panorama, Kota Bengkulu.

Selain itu, harga cabai rawit untuk saat ini mengalami penurunan harga dari Rp60 ribu menjadi Rp50 ribu per kilogram setelah pasokan di Kabupaten Rejang Lebong dan Kepahiang mulai normal.


Tetap optimis

Bulog Subdivisi Cirebon optimistis bisa mencapai target pengadaan beras di tengah tingginya harga gabah saat ini meskipun prognosis awal yang tadinya sebanyak 140 ribu ton telah ditambah menjadi 150 ribu ton.

"Saat ini pengadaan kami sudah mencapai 127.946 ton," kata Kepala Bulog Subdivisi Cirebon, Titov S Agus, kemarin.

Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, mengatakan harga gabah kering panen (GKP) rata-rata sudah mencapai Rp4.500 hingga Rp4.900/kg, jauh di atas HPP Rp3.700/kg.

Adapun untuk harga gabah kering giling (GKG) saat ini sudah mencapai Rp5.500/kg.

Padahal, HPP-nya hanya Rp4.600/kg di penggilingan dan Rp 4.650/kg di gudang Bulog. (UL/Ant/N-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya