Alat Deteksi Dini Gempa di Sukabumi Rusak

Benny Bastiandy
12/9/2016 22:03
Alat Deteksi Dini Gempa di Sukabumi Rusak
(ANTARA)

ALAT pendeteksi dini (early warning system) gempa di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Sukabumi, Jawa Barat, rusak. Saat ini, BPBD masih menunggu tim dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang nanti akan memperbaikinya.

"Jadi, bantuan EWS (early warning system) itu bantuan dari BMKG. Mereka yang memfasilitasi penggunaan dan pemeliharaannya. Hampir beberapa pekan ini alatnya rusak," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi Asep Suhendrawan, Senin (12/9).

EWS gempa itu, kata Asep, memang cukup penting untuk memantau pergerakan gempa di seluruh wilayah di Indonesia. Alat itu bisa terintegrasi langsung ke telepon seluler.

"Tapi sekarang karena rusak, kita tidak bisa memantau jika terjadi pergerakan gempa. Memang sudah lama tim dari BMKG tidak mengecek sarana dan prasarana bantuan. Tapi kita sudah berkoordinasi. Nanti katanya tim dari BMKG bakal segera memperbaikinya," ujarnya.

Gempa bumi menjadi satu di antara bencana yang cukup berpotensi di Kota Sukabumi selain tanah longsor, banjir genangan, angin puting beliung, dan kebakaran permukiman.

Meskipun episentrum gempa tidak berada di Kota Sukabumi, tetapi geratarannya sangat terasa karena berada di wilayah sesar (patahan) Cimandiri.

"Apalagi Kota Sukabumi juga dikelilingi Gunung Gede dan Pangrango yang notabene masih aktif," jelas Asep.

Kota Sukabumi termasuk di antara 16 kota dan kabupaten di Indonesia berisiko sedang terjadi bencana hasil penghitungan multiancaman. Tapi di sisi lain, indeks rawan bencana Kota Sukabumi termasuk tinggi berdasarkan rilis yang dikeluarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana pada 2013.

"Pada 2009 dan 2011, Kota Sukabumi masuk sebagai wilayah berisiko tinggi bencana dengan skor 60 atau berada pada rangking 19 dari 26 kota dan kabupaten di Jawa Barat. Tapi sekarang berdasarkan data yang dirilis BNPB, Kota Sukabumi berada pada kategori berisiko sedang kebencanaan," tandasnya.

Sekda Kota Sukabumi Hanafie Zain menyebutkan upaya mengurangi risiko bencana terus dilakukan Pemkot Sukabumi seiring meningkatnya juga pertumbuhan ekonomi. Upaya itu sejalan dengan target pemerintah pusat yang memprioritaskan pengurangan kawasan risiko tinggi dan sedang bencana alam di berbagai daerah.

"Kita ditargetkan bisa mengurangi risiko kebencanaan hingga 20%," kata Hanafie. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya