Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
BANJIR lumpur menyapu ruas jalan dan sejumlah permukiman warga di Bukit Batabuah, Kecamatan Canduang, Jumat (5/4) sore. Informasi yang berhasil dihimpun, banjir tersebut diduga seiring dengan aktivitas vulkanik di Gunung Marapi yang mengakibatkan aliran lahar yang membawa material lumpur.
Hingga berita ini diturunkan, banjir lahar dingin masih menerjang kawasan Bukit Batabuah. "Kondisi terkini masih banjir lahar dingin kita masih mengkomunikasikan dengan BPBD," ujar Camat Canduang, Syahrul Hamidi saat dihubungi.
Baca juga : Permukiman di Kaki Gunung Marapi Sumbar Diterjang Banjir Lahar Dingin
Syahrul menyebut, saat ini pihaknya tengah memonitor dampak banjir lahar dingin yang terjadi sekitar pukul 15.45 WIB. Untuk dampak, Syahrul menyebut banjir lahar dingin baru tampak menyapu
Jalan Bukit Batabuah dan Lasi. "Kita sedang monitor apa dampaknya yang jelas Jalan Bukit Batabuah-Lasi," sebutnya.
Terpisah, Walinagari Sungai Pua, Ade F Dt Sinaro Intan juga menyebut air bercampur lumpur juga menerja daerahnya, persisnya di Kapalo Koto. Saat ini, katanya, masyarakat setempat masih berjibaku mengatasi luapan air yang menggenangi ruas jalan. "Rumah warga tidak ada terdampak, hanya saja air meluap dan merobohkan pos ronda," sebutnya.
Ade tidak berani berspekulasi bahwa banjir beserta lumpur tersebut sekaitan dengan aktivitas Gunung Marapi. Katanya, intensitas hujan tinggi di hulu. "Entah ada kaitannya atau tidak, yang jelas hujan deras di hulu, apakah ini aliran Marapi belum diketahui," katanya.
Baca juga : Bandara Internasional Minangkabau Ditutup Sementara akibat Abu Marapi
Sementara itu, jalan nasional (utama) yang menghubungkan Padang - Bukittinggi via Padang Panjang, sudah bisa dilewati sekitar pukul 18.40 WIB. Sebelumnya, jalan paling sibuk di Sumatra Barat itu terputus akibat diterjang banjir lahar dingin di Jorong Koto Nan Gadang, Nagari Aia Angek, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar, Jumat (5/4) sore.
"Untuk titik banjir di lokasi Jorong Koto Nan Gadang, Nagari Aie Angek (Jembatan Kelok Hantu), Kecamatan X Koto (jalan utama Padang - Bukittinggi) sudah bisa dilalui kendaraan sekitar pukul 18.40 WIB," beber PLh Danramil 05/X Koto Kodim 0307/TD Serka Zainal Tanjung.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved