Kepala BNPT Apresiasi Mantan Terpidana Terorisme Dirikan Pesantren

Puji Santoso
07/9/2016 21:32
Kepala BNPT Apresiasi Mantan Terpidana Terorisme Dirikan Pesantren
(MI/Agus Utantoro)

KEPALA Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Komjen Suhardi Alius dan Ketua Pansus RUU Terorisme DPR RI, Raden Muhammad Syafii mengunjungi Pondok Pesantren 'Keluarga Teroris' Daarusy Syifa di Dusun IV, Desa Mencirim, Kecamatan Kutalimbaru, Deli Serdang, Sumatera Utara Rabu (7/9).

Ustaz Khairul Ghazali yang merupakan mantan napi terorisme tersebut mendirikan Pesantren Daarusy Syifa setelah dirinya bebas dari jeratan
hukum. Kini pesantren yang ditujukan untuk keluarga mantan teroris tersebut telah menampung 20 santri.

Kunjungan tersebut beragendakan peletakan batu pertama Masjid Pondok Pesantren Daarusy Syifa, penyerahan sumbangan Al-Qur'an serta penyerahan sumbangan lembu Qurban dan ternak.

Suhardi Alius mengatakan bahwa masjid serta pondok pesantren tersebut akan dijadikan contoh bagi daerah-daerah lain dalam mengatasi paham terorisme secara persuasif.

"Bersama kita realisasikan cita-cita membangun masjid ini. Kalau bisa ini jadi contoh untuk daerah lainnya agar mereduksi paham teroris dengan pendekatan yang persuasif," katanya.

Sementara itu, Muhammad Syafi'i mengungkapkan bahwa apa yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Daarusy Syifa hasil gagasan Ustadz Khairul Ghazali tersebut merupakan terobosan untuk Indonesia dalam mengantisipasi paham terorisme.

"Kalau di Poso represif, di sini humanis. Sejarah yang akan mencatat, mana yang paling efektif. Apa yang kita lakukan sekarang adalah terobosan, saya tidak peduli dari mana ide ini datang," ungkap Syafi'i.

Mantan terpidana terorisme Ustadz Khairul Ghazali menjelaskan dirinya membangun pesantren ini berangkat dari keprihatinan kaum muda yang terbelit paham terorisme.

"Ketika orang tua ditahan, anak dan istrinya tidak diperhatikan. Pesantren ini untuk memutus rantai itu. Kalau tidak diperhatikan, anak-anak ini bakal menyusul bapaknya jadi teroris," jelasnya.

Suhardi Alius memberi apresiasi usaha Ustadz Khairul Ghazali membangun pesantren tersebut sebagai upaya mengantisipasi berkembangnya paham terorisme. "Pendekatan Pak Ghazali sangat betul. Akhlak dan ilmu harus dijadikan satu, tidak boleh terpisah. Ini lah yang dilakukan pesantren ini," ungkapnya. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya