Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
HARGA beras di pasar-pasar di Kota Solo telah menyentuh rekor tertinggi melampaui harga Lebaran tahun lalu, mulai sepekan menjelang Pemilu 2024. Harga beras medium dan premium naik di kisaran Rp1000 - Rp2000.
Selain harganya melambung, pasokan beras SPHP (stabilisasi pasokan dan harga pangan), ke sejumlah ritel di enam kabupaten dan satu kota di Kota Solo juga berkurang. Mereka telah meminta Bulog segera menambah, agar pasokan normal kembali.
Sejumlah pedagang beras di Pasar Legi Solo mengakui kenaikan harga beras telah menggerus pembelian konsumen sejak beberapa hari terakhir. "Semakin berkurang omset dagangan beras saya. Tadinya volume 5 kg harga Rp60 ribu. Tetapi sejak awal Februari jadi Rp80 ribu," kata Ahmad, bakul beras di pasar hasil bumi terbesar di Jateng itu.
Baca juga : Beras Menghilang di Minimarket, Masyarakat Diminta Jangan Panik
Hal sama diungkap pedagang beras di Boyolali. "Sekarang, saya kulakan kemasan 5 kg paling murah adalah Rp80.000. Saya jual paling Rp85.000. Dan barusan ada kabar satu kilo premium Rp17 ribu," tutur Mbok Gik, pedagang beras Pasar Boyolali Kota, Senin ( 12/2).
Yang melonjak lebih gila-gilaan adalah beras premium merk Gajah, dalam zak ukuran 25 kg, yang saat kulakan tadinya dibandrol Rp350.000, kini telah meroket menjadi Rp392.500. Akhirnya banyak pedagang beras di Solo, Boyolali, Klaten dan Sragen menjual pada kisaran Rp400 ribu.
Saat ini masyarakat menengah ke atas menurut para pedagang telah mengurangi pembelian. Yang tadinya beli satu zak baik volume 5 kg, 10 kg dan 25 kg, jadi mengurangi pembelian mereka. Banyak yang membeli kiloan, sambil melihat perkembangan harga.
Baca juga : Bapanas: Pembelian Beras di Ritel Dibatasi untuk Pemerataan
"Yang biasa beli di ritel sebenarnya mengalir ke pasar, karena barang nggak ada. Tetapi tetap saja pembelian di kios saya tetap berkurang," ungkap Sri Lestari, pedagang beras Pasar Nusukan Solo.
Kepala Bulog Surakarta, Andry Nugroho mengakui bahwa perayaan hari keagamaan, baik Isra' Mi'raj dan Imlek, juga menggerus stok beras SPHP. "Ya ini sama dengan situasi yang terjadi di Jakarta, bahwa stok SPHP yang dimiliki ritel berkurang," kata dia ketika dikonfirmasi.
Bulog, lanjut Andry, harus menyikapi dengan menyiapkan stok SPHP dari beras importasi, karena beras lokal sudah kritis, menunggu penyerapan masa panen beras lokal dalam jumlah besar pada akhir Maret - April mendatang.
Baca juga : Beras Premium Langka, Kepala Bapanas: Perintahnya Banjiri Pasar
Terkait harga yang terus meroket, faktor utama karena masa panen raya belum terjadi, sehingga pasokan dari petani selaku produsen belum ada, atau masih minim sekali.
Namun dia yakinkan beras premium dari Bulog masih di bawah harga umum. "Ya beras premium Bulog dibandrol Rp13.800. Dan untuk SPHP dengan harga Rp10.900 per kilo," pungkas Andry. (N-2)
Baca juga : Dirut Bulog Sebut Bansos Beras akan Dilanjutkan 15 Februari
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved