20 Desa di DIY Masih Rawan Pangan

Ardi Teristi Hardi
02/9/2016 18:34
20 Desa di DIY Masih Rawan Pangan
(ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

KEPALA Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY Arofah Noor Indriani menyampaikan dari empat kabupaten dan satu kota di Provinsi DI Yogyakarta, hanya Kabupaten Sleman yang tidak ada desa rawan pangan.

"Masih ada 20 desa di DIY yang alami rawan pangan," kata dia saat acara peringatan Hari Pangan Sedunia XXXVI 2016 di halaman Kantor BKPP DIY Jalan Gondosuli, Kota Jogja, Jumat (2/9).

Kulonprogo ada sembilan desa, Gunungkidul ada tujuh desa, Bantul ada tiga desa, dan Kota Jogja ada satu kelurahan yang masuk dalam daftar rawan pangan. Sementara Sleman tidak ada.

Penentuan desa rawan pangan terdiri atas tiga indikator, yaitu ketersedian pangan, kemiskinan, dan kesehatan.

Ia mengatakan, di wilayah DIY sempat ada desa rawan pangan hingga 62 desa. Namun, dari tahun ke tahun desa rawan pangan dapat dikurangi.

Pada 2015, jumlah desa rawan pangan ada 26 dan saat ini ada 22 desa rawan pangan.

Arofah mengatakan faktor kemiskinan yang menyebabkan munculnya desa rawan pangan. Kemiskinan mengakibatkan rendahnya daya beli masyarakat dan faktor kesehatan.

"Desa rawan pangan bukan berarti tidak memiliki ketersediaan pangan, tetapi lebih disebabkan kemiskinan," kata dia. Pasalnya, stok pangan di DIY masih mencukupi

Untuk menurunkan jumlah desa rawan pangan, pihaknya telah berkoordinasi dengah pemerintah kota dan kabupaten dengan membentuk tim kewaspadaan pangan dan gizi. Tim tersebut bertugas mendeteksi dini daerah yang masuk rawan pangan dengan referensi tiga indikator yang ada.

BKPP DIY juga terus mempromosikan pangan lokal agar lebih bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Pangan lokal tersebut dinilai dapat menjadi solusi mengatasi rawan pangan.

"Kami menargetkan pada 2025 DIY bebas rawan pangan," pungkas dia. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya