Petani Sragen Berebut Air Dengan Pabrik Gula

Widjajadi
31/8/2016 20:08
Petani Sragen Berebut Air Dengan Pabrik Gula
(ANTARA FOTO/Umarul Faruq)

PETANI Dam Colo Timur, Sragen, Jawa Tengah, berebut jatah pasokan air irigasi dengan Pabrik Gula (PG) Mojo. Senin (30/8), para petani menutup aliran Dam Colo yang masuk ke pabrik gula yang sedang proses giling itu.

Penutupan dilakukan karena petani menilai PG Mojo tidak mau berbagi waktu soal pembagian air. Akibatnya, pasokan air irigasi ke sawah milik petani terganggu.

"Langkah petani menutup aliran air Dam Colo Timur ke PG Mojo, karena pihak pabrik sudah keterlaluan, tidak mau berbagi waktu. Padahal dalam situasi sekarang ini, Perum Jasa Tirta I selaku operator yang mengatur gelontoran air, menyediakan dalam debit terbatas. Jika mereka terus menyedot 450 liter per detik tanpa henti, tentu petani yang dikenai jadwal ketat terganggu pengelolaan air irigasi ke sawah ," tegas
Ketua Induk Petani Dam Colo Timur, Sarjanto Jigong, Rabu ( 31/8).

Menurut dia, pertumbuhan padi yang rata-rata yang memasuki umur 40 hari, akan terganggu jika sampai mengalami kekurangan air. Petani mencoba bersabar, ketika jadwal ketat untuk menerima jatah aliran air itu ditaati sesama pengguna air dam yang berhulu di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri tersebut.

"Ini jelas tidak bisa diterima. Petani Dam Colo Timur bukan buruh PG Mojo, dan pengelolaan padi ini juga untuk hajat orang banyak. Apa mereka mau mengganti kalau petani gagal panen karena sawahnya kekurangan air irigasi," tukas Sarjanto yang akan berkoordinasi dengan pihak Perum Jasa Tirta I.

Sementara itu Administrator PG Mojo Bambang Sutrisno mengaku belum mengetahui adanya tindakan petani yang menutup aliran air Dam Colo Timur untuk kebutuhan proses giling tebu yang kini sedang berlangsung.

"Belum ada pelaporan ke saya terkait (aksi) petani. Namun memang penyedotan air Dam Colo oleh teman teman petani itu cukup menganggu PG," ujar dia.

Sejauh ini, lanjut dia, pihak PG Mojo tidak pernah mengusik kepentingan petani di dalam penggunaan air Dam Colo. Pihak pabrik selama ini membeli jatah pemanfaatan air sebanyak 450 liter per detik kepada Perum Jasa Tirta I. "Kami membayar," ujar Bambang.

Bahkan, papar Bambang Sutrisno, pihak PG Mojo terpaksa nombok membenahi tanggul Dam Colo Timur yang jebol dan petani kebingungan untuk mengatasi air yang membanjir ke sawah-sawah. Semua ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab, dan sekaligus agar ketersediaan air dam untuk kepentingan proses produksi gula lancar.

"Selama itu pula, kami tidak pernah menganggu. Bahkan penyedotan air oleh teman-teman petani di Dam Colo Timur itu yang mengganggu," tandas dia sekali lagi. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya