La Nina Diprediksi hingga Januari 2017

Nurul Hidayah
31/8/2016 06:50
La Nina Diprediksi hingga Januari 2017
(MI/LILIEK DHARMAWAN)

La Nina membuat lahan pertanian meluas dan panen meningkat. Namun, petani kesulitan menjemur padi.

TAHUN ini, peluang musim hujan lebih besar daripada kemarau. Fenomena itu disebabkan adanya La Nina yang diprediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan terjadi hingga Januari 2017.

"La Nina ini menyebabkan peningkatan luas tanaman padi pada musim gadu kedua tahun ini," kata Wakil Ketua Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Sutatang.

Menurutnya, pada musim gadu kedua atau tanam ketiga kalinya dalam setahun di Indramayu, hanya ada 8.000 ha lahan pertanian.

"Tapi sekarang ini lahan pertanian yang siap ditanami padi sudah mencapai 100 ribu ha yang tersebar di hampir semua kecamatan di Kabupaten Indramayu," kata Sutatang.

Kondisi cuaca tahun ini berbeda dengan tahun lalu. Biasanya pada musim tanam gadu, banyak lahan pertanian gagal panen karena kekurangan air.

Di Banyumas, Jawa Tengah, para petani di Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, dan Banjarnegara mulai panen raya padi. Bulog Subdivisi Regional Banyumas mulai menyerap hasil panen.

Jika sebelumnya penyerapan per hari mencapai 200 ton, kini menjadi 400 ton.

Humas Bulog Subdivre Banyumas M Priyono mengungkapkan sebagian besar petani di empat kabupaten di wilayah Jateng bagian selatan telah memasuki musim panen. "Sehingga penyerapan pangan di wilayah kerja Bulog Banyumas meningkat. Jumlahnya kini mencapai 400 ton dari sebelumnya 200 ton per hari setara beras yang masuk ke gudang Bulog," kata Priyono.

Namun, di Tasikmalaya, Jawa Barat, La Nina menyebabkan lahan pertanian seluas 2 ha di Kelurahan Sukamulya, Kecamatan Tamansari, terpaksa dipanen awal. Pasalnya, tanaman padi roboh tertiup angin dan terendam air hujan. "Seharusnya panen masih dua minggu lagi," kata Surkim, petani setempat.

Pada kesempatan itu, Ketua Gapoktan Tani Kota Tasikmalaya, Yuyun Suyud, mengatakan pada bulan ini sebagian petani sudah memasuki masa tanam dan masa panen. Namun, dengan seringnya turun hujan, petani kesulitan menjemur hasil padi.

"Ada juga yang hasil panennya merosot seperti yang terjadi di Tamansari," ujarnya.


Perbaikan irigasi

Pada bagian lain, masa tanam padi periode April-September di Kabupaten Gianyar, Bali, terancam terhambat karena krisis air irigasi. Hingga akhir Agustus, pengairan baru teralisasi seluas 11.539 ha (73,73%) dari yang ditargetkan 15.649 ha.

Kepala Dinas Pertanian, Perhutanan, dan Perkebunan Kabupaten Gianyar Made Raka mengatakan saat ini Pemkab Gianyar bersama TNI masih fokus memperbaiki sejumlah saluran irigasi, sehingga bisa memenuhi pengairan pada masa tanam.

Untuk mengejar target, kata Raka, Pemkab Gianyar berupaya melakukan percepatan tanam serentak. Langkah itu dimulai dari pengolahan tanah, persemaian, hingga penanaman serentak.

Sementara itu, di Tasikmalaya, pemerintah kabupaten setempat sedang mengoptimalkan keberadaan saluran irigasi, agar luas lahan persawahan bertambah.

Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya Moch Zain mengatakan ada beberapa daerah berpotensi menambah debit air dengan normalisasi irigasi. Apalagi pemkab akan membendung Sungai Cijalu di Kecamatan Cipatujah dan Sungai Cibogas, Kecamatan Pancatengah.

"Apabila dua sungai itu dibendung, luas tanam sekitar dapat ditambah 6.000 ha hingga 10.000 ha.(LD/RS/AD/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya