Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
DEMONSTRASI anarkis yang terjadi di Bali akhir-akhir ini menjadi teror tersendiri bagi pariwisata Bali. Terutama demonstrasi yang terjadi di Kota Denpasar kawasan wisata Kuta dan sekitarnya.
Peristiwa demo anarkis tersebut kembali pecah di Bali, Kamis (25/8) lalu. Kali ini dikakukan oleh penentang rencana reklamasi Teluk Benoa, yang dimotori ForBali dan beberapa Desa Adat. Usai melakukan demonstrasi di Gedung DPRD Bali, mereka melanjutkan aksinya dengan membakar ban di jalan, di beberapa lokasi di Denpasar dan jantung pariwisata Bali, kawasan Badung Selatan.
Demo anarkis itu disesalkan banyak pihak. Ketua Yayasan Bali Bagus, Komang Gede Subudi menilai, dampak demo anarkis terhadap pariwisata Bali sama dahsyatnya dengan aksi terorisme, yang selalu diwaspadai oleh seluruh komponen masyarakat Bali selama ini. Pasalnya, baik demo anarkis maupun aksi teroris sama-sama menimbulkan ketakutan bagi wisatawan. Bila aksi anarkis tidak bisa dihentikan di kemudian hari, pariwisata Bali terancam kolaps dan ekonomi Bali terancam tumbang.
"Demo anarkis itu teror terhadap pariwisata Bali. Itu dampaknya sama dengan aksi teroris di Bali. Bali jadi tidak aman sehingga wisatawan takut datang ke Bali," kecam Subudi, saat dihubungi, Sabtu (27/8).
Selain menjadi teror pariwisata, demo anarkis itu juga dinilai melukai perasaan masyarakat Bali. Sebab kata Subudi, demo anarkis pada dasarnya tidak sesuai dengan kebiasaan masyarakat Bali. Masyarakat Bali memang terbiasa berbeda pendapat, dan dua kubu yang berseberangan pendapat juga biasa melakukan demonstrasi, tapi tidak dengan cara-cara anarkis. Yang sangat disesalkannya, demo anarkis itu juga dilakukan oleh krama Desa Adat.
"Demo anarkis itu tidak sesuai dengan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat Adat di Bali. Itu tidak sesuai dengan kebiasaan kita di Bali. Demo anarkis itu telah melukai perasaan masyatakat Bali," sesalnya.
Adanya demo anarkis di Bali berdampak buruk terhadap wisata Bahari Tanjung Benoa. Tokoh Tanjung Benoa, Wayan Renten mengaku wisatawan asing yang berada di Kuta batal ke Tanjung Benoa setelah menyaksikan aksi bakar ban di jalan oleh massa tolak reklamasi. Renten mengaku sedih dengan kondisi tersebut. Masyarakat Tanjung Benoa yang menggantung nasib dan masa depannya dari wisata bahari langsung merasakan dampak demo anarkis itu.
"Saya dapat telpon dari istri bahwa tamu (wisatawan asing) dari Kuta batal ke Tanjung setelah melihat banyak orang bakar ban. Kita jadinya hanya makan api, bukan makan nasi," kata Renten.
Ia berharap, demo anarkis tidak boleh lagi terjadi di Bali, sebab itu sangat merugikan masyarakat Bali sendiri. Ia meminta seluruh krama dan pemangku kepentingan di Bali untuk bersama-sama menjaga Bali tetap aman dan damai.
"Jika Bali tidak aman, wisatawan tidak datang. Kita tidak bisa makan. Kita hanya bisa makan api," kata Renten.
Wisatawan yang sedang berkunjung ke Bali ketakutan dengan adanya demonstrasi anarkis menolak rencana reklamasi Teluk Benoa. Para wisatawan itu memilih meninggalkan Bali. Mereka mencemaskan adanya kerusuhan lanjutan pasca-pembakaran ban tersebut.
"Kami batalkan mengunjungi beberapa obyek wisata di Bali pada hari demoa kemarin. Setelah mengetahui dari media ada demo dan bakar-bakar ban di jalan, kami jadi takut. Akhirnya kami langsung pulang tadi pagi," ujar wisatawan asal Pontianak yang mengaku bernama Anton, seorang tur guide yang membawa rombongan wisatawan tersebut.
Seorang wisatawan asal Jakarta bernama Hariadi mengaku mengajak istri dan tiga anaknya berlibur ke Bali. Namun rupanya ada informasi yang disebar bahwa akan terjadi kekacauan di Bali dan disarankan untuk cepat pulang. Beberapa temannya yang sedang berlibur di Bali, kata dia, juga mengikuti langkahnya untuk meninggalkan Bali. Karena situasi keamanan di Bali yang tidak kondusif, lanjut dia, ia akan menyarankan teman-temannya untuk tidak berlibur ke Bali. Ia mengaku sedih, Bali yang dikenalnya damai justru memperlihatkan perilaku anarkis.
"Kami tidak menyangka demo di Bali bisa bikin macet dan bakar-bakar ban di tengah jalan. Kami jadinya takut," ujarnya getir.
Beberapa warga Jakarta mengaku menyayangkan adanya aksi anarkis di Bali. Mereka sangat menyayangkan wisatawan tak bisa merasa nyaman di Bali. Mereka heran aksi demonstrasi di Bali bisa disertai dengan tindakan anarkis.
"Kalau demo bakar-bakar ban di Jakarta, itu biasa. Bali itu daerah pariwisata. Kalau anarkis seperti itu wisatawan jadi takut," ujar seorang warga Jakarta.
Selain wartawan lokal, wisatawan asing juga takut dengan aksi anarkis itu. Sebagaimana ramai diberitakan, wisatawan asing mengaku tak bisa menikmati suasana tenang di Bali karena adanya aksi anarkis tersebut. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved