Sejumlah Daerah di Sumbar Digenangi Banjir

Yose Hendra
24/8/2016 20:30
Sejumlah Daerah di Sumbar Digenangi Banjir
(ANTARA)

SEJUMLAH daerah di Sumatra Barat digenangi banjir akibat hujan lebat yang turun sejak Selasa (23/8) malam hingga Rabu (24/8), sore. Di Padang, beberapa kelurahan di Kecamatan Koto Tangah, Padang Utara, Nanggalo, dan Padang Selatan, digenangi banjir dengan ketinggian sekitar 50-70 sentimeter.

Seorang warga Maransi, Ujang, mengatakan, wilayahnya digenangi banjir sejak semalam. Dia berharap air menyurut seiring sempat berhentinya hujan dini hari tadi. Namun, datangnya hujan lebat berikutnya sekitar jam 09.30 WIB, air bukannya surut, malah semakin menggenang.

Banjir juga melanda Kelurahan Gunung Pangilun, Kecamatan Padang Utara. Sebagian warga mengatakan banjir dua kali datang akibat hujan yang
sangat lebat.

Di Kelurahan Dadok Tunggul Hitam, Kecamatan Koto Tangah, air menggenang sejak pukul 05.00 WIB. Puluhan rumah disana sudah terendam banjir hingga masuk ke dalam rumah. Tampak pula beberapa warga yang memiliki tingkat memilih bertahan. Warga juga mencoba mengevakuasi hewan ternak ke tempat yang lebih tinggi.

"Banjir terjadi di beberapa Kecamatan di Kota Padang, setelah hujan yang turun deras sejak semalam," jelas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pemadam Kebakaran (BPBD PK) Padang Rudi Rinaldi.

Banjir di Padang, diduga karena ketidakmampuan infrastruktur menahan gempuran hujan. Hal yang paling disorot adalah drainase yang kecil dan
banyak tersumbat.

Hal ini mengingatkan kembali ketika seantero Padang digenangi banjir Juni lalu. Saat itu, transportasi Padang sempat lumpuh.

Bukan hanya di Padang, banjir juga terjadi di wilayah Kabupaten Pesisir
Selatan. Sejauh ini, ada empat nagari yang dilanda banjir yakni Kenagarian Gurung Panjang Induk, Gurun Pajang Barat, Gurun Pajang
Selatan, Gurun Panjang Utara.

Direktur Eksekutif Walhi Sumbar Uslaini mengatakan, banjir yang melanda Padang dan Padang Pariaman, selain karena hujan tinggi, juga karena masifnya alih fungsi lahan terutama daerah resapan air. Ia mencontohkan, kawasan Bypass dan Rawang yang merupakan daerah rawa-rawa, sekarang sudah disulap menjadi kawasan permukiman.

"Belum persoalan dalam kota, dimana drainase bermasah. Drainase sudah banyak menyempit dan tersumbat, sehingga air yang mengalir terhambat," bilangnya.

Senada dengan Uslaini, Guru Besar Teknik Tanah dan Air Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas Isril Berd, menilai banjir yang melanda Padang karena permukaan kawasan tidak mampu menampung volume air yang tinggi sebagai akibat curah hujan yang tinggi. "Kalau volume besar mengalir dari hulu ke hilir, badan sungai tidak sanggup menampung air, tentu melimpah," ujarnya. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya