Kembali Ke Mama Setelah Empat Bulan Dalam Cengkeraman Mafia

Palce Amalo
24/8/2016 20:15
Kembali Ke Mama Setelah Empat Bulan Dalam Cengkeraman Mafia
(MI/Palce Amalo)

WELMINCE Tasey berlari dari belakang ruangan sambil mengusap air mata. Sejak empat bulan lalu, perempuan asal Kelurahan Tarus, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, NTT ini berkeliling ke berbagai tempat mencari anak sulungnya, Anita Tsey, 14, yang pergi dari rumah tanpa pamit sejak awal April 2016.

"Tidak ada yang tahu anak saya pergi ke mana. Saya cari, saya menangis sampai air mata mengering," ujarnya.

Karena tidak bertemua anaknya, Welmince melapor ke polisi. Itu pun tidak membuahkan hasil. Namun, Senin (22/8), harapan Welmince untuk bisa kembali bertemu Anita terkabul. Di Polda NTT, Welmince kembali bisa memeluk anaknya tersebut.

Pertemuan ibu dan anak tersebut tersebut ternyata sudah diatur polisi. Siang itu Anita baru saja tiba bersama anggota Polda NTT dari Medan,
Sumatera Utara. Anita merupakan salah satu korban sindikat perdagangan manusia dan dipekerjakan di Medan. Ia diberangkatkan oleh jaringan YLR, petugas keamanan Bandara El Tari yang kini sudah ditahan polisi.

Anita diselamatkan atas bantuan sebuah yayasan yang datang ke rumah tempat ia bekerja. Staf yayasan itu menginformasikan bahwa orang tuanya di Kupang meninggal. Karena itu, ia diizinkan majikannya pulang kampung.

“Kemudian saya dijemput seorang pria bernama Rizal. Selanjutnya saya dititipkan di pos satpam dengan pesan bahwa akan dijemput polisi dari NTT,” kata Anita.

Anita mengatakan ia diajak saudari tirinya yang bernama Santi Misa untuk bekerja di Medan. “Waktu itu Santi tidur di rumah. Dia tanya saya mau kerja di Medan. Saya langsung setuju. Besoknya kami pergi ke rumah paman. Di sana sudah ada dua perempuan bernama Lina Nau dan Sarcy," ujarnya.

Dari sana, mereka dijemput seorang calo TKI bernama Nori dan diinapkan di sebuah rumah kos di Kelurahan Oesapa sebelum diterbangkan ke Medan. "Kami tidur di kos selama satu minggu," ujarnya.

Di Medan, mereka diinapkan di sebuah rumah bersama 15 perempuan lain asal NTT yang sudah ditampung di situ. “Di rumah itu kami belasan orang tidur di lantai dan makannya nasi putih dengan lauk hanya sayur singkong," ujarnya.

Setelah itu ia dijemput majikannya dan bekerja selama empat bulan mulai pukul 06.00-24.00 tanpa menerima gaji sampai ia dievakuasi polisi. "Saya tidak dikasih gaji," ujarnya.

Adapun Welmince mengaku bahagia karena anaknya pulang dengan selamat. ”Terima kasih untuk pak polisi yang telah menemukan anak saya ini. Saya akan jaga dia (Anita) untuk tidak bekerja ke luar daerah lagi,” kata Welmince. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya