Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
PENAHANAN 177 calon jemaah haji asal Indonesia oleh otoritas Filipina cukup mengejutkan warga Kalimantan Utara. Pasalnya, puluhan jemaah asal Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan Kalimantan Utar, batal berangkat karena ikut ditahan pihak Imigrasi Filipina di Bandar Udara (Bandara) Internasional Ninoy Aquino, Kota Baguio, Filipina, Kamis (18/8) lalu.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Nunukan, Shaberah, mengungkapkan, puluhan jemaah haji dari Pulau Sebatik itu menggunakan dua paspor yakni paspor Indonesia mereka gunakan untuk menuju Filipina melalui Malaysia, kemudian berganti paspor Filipina digunakan untuk berangkat haji dari Filipina.
Jalan pintas berhaji secara ilegal ini dilakukan lewat Filipina lantaran tidak perlu menunggu bertahun-tahun, seperti di Indonesia yang antre cukup lama.
"Data yang kami miliki belum valid, berdasarkan informasi yang kami terima dari masyarakat dan ivestigasi sementara, bisa saja lebih dari 30 jemaah haji yang berangkat dari Filipina. Sebab, saat ini ada 3 warga Sebatik yang berangkat dari Filipina sudah berada di Mekah, salah satu atas nama Sukena Binti Salim yahya istri Kades Pancang Sebatik. Kemungkinan lebih dari 200 calhaj Indonesia berangkat dari Filipina," ungkapnya, Selasa (23/8).
Dijelaskannya, menurut pengakuan jemaah, biaya yang dikeluarkan untuk berangkat haji melalui Filipina hanya Rp80 juta atau setara ongkos haji plus di Indonesia. Semua fasilitas sudah disiapkan mulai keberangkatan hingga kembali, termasuk biaya administrasi untuk mengganti identitas diri.
"Setiap tahunnya kuota calon jemaah haji yang diberikan pemerintah Arab Saudi kepada Filipina sebanyak 8.000 orang. Namun, jatah tersebut hanya mampu di isi sekira 6.800 orang sehingga sisa jatah sekitar 1.200 orang dimanfaatkan pihak biro perjalanan yang ada di Filipina untuk dipasarkan ke Malaysia dan Indonesia," jelasnya.
Ditambahkan Shaberah, Filipina kepengurusan jemaah haji memang diurus oleh pemilik bisnis travel, sedangkan pemerintah setempat tidak terlalu ambil pusing untuk permasalahan jamaah haji. Terbukti pada tahun sebelumnya, para calhaj Indonesia membaur dengan calhaj Filipina dengan kuota haji Filipina.
Baru kali ini Filipina menahan jamaah haji Indonesia, padahal jemaah haji Indonesia yang memanfaatkan kuota keberangkatan haji Filipina sudah berjalan sejak lama.
"Permasalahan keberangkatan haji melalui Filipina yang dilakukan warga negara Indonesia (WNI), khususnya warga Sebatik bukan kali pertama dilakukan. Sejak 2011 hingga 2015 lalu sudah lebih dari 100 warga Sebatik dan Nunukan yang berangkat haji lewat Filipina. Selain harga yang murah, untuk mendapatkan kuota pun tidak sulit. Banyak biro jasa perjalanan asal Filipina yang masuk ke Indonesia termasuk ke perbatasan di Sebatik untuk memasarkan kuota Haji dari Filipina," jelasnya.
Ia menegaskan, terbongkarnya kasus berhaji melalui Filipina akan membuat warga perbatasan kapok, apalagi Imigrasi Filipina lebih selektif dan lebih ketat dengan menginterviu jemaah haji. Bagi mereka yang tidak menguasai Bahasa Tagalog yang merupakan bahasa nasional Filipina, secara otomatis dia bukan warga negara Filipina.
"Dari 30 warga Sebatik itu telah terdata sekira 11 jemaah di antaranya 4 dari Sebatik Barat yakni M Lawa, Saharia Dongi Kassang, Hawa Hadede Ceppy, Hawa Maden, serta 7 warga Sebatik yakni Rendi Pasibuan, Ade Maini Pasaribu, Andi Dini Anugerah, M Arista, Warsito, Rahmawati, Nurhayati. Sementara itu, 3 warga Sebatik dan 3 warga Nunukan sudah berada di Mekah," pungkasnya. (OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved