Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
MERASA tertipu untuk kerja di luar negeri, lima mahasiswa di Balai Pendidikan Pelatihan Perhotelan Pariwisata (BP3P) Nusa Dua, Bali, melaporkan dosennya Pande Luh PSS ke Polda Bali, Senin (22/8).
Didampingi Ni Luh Sukawati dari Kantor Lembaga Advokasi dan Bantuan Hukum Indonesia (LABHI-Bali), kelima mahasiswa itu melaporkan dosennya lantaran hingga saat ini belum juga ada iktikad baik dari terlapor akan janjinya diberangkatkan kerja di Jerman.
Laporan dengan Nomor: TBL/314/VIII/2016/SPKT Polda Bali dengan tuduhan penipuan tenaga kerja ke luar negeri. Perwakilan dari mahasiswa, I Gede Agus Angga Purnama, 21, seusai melapor di Polda Bali mengatakan, pelaku melalui perusahaan agen penyalur PT Papan Dewata membuka kepesertaan program tenaga kerja ke Jerman dan Belanda pada Mei 2015 lalu.
Mereka dijanjikan berangkat pada Agustus 2015 lalu. Pelaku menjanjikan gaji sekitar 2.700 Euro atau setara Rp40 juta dan juga memberikan visa kerja. Pelaku diduga memanfaatkan statusnya sebagai dosen BP3P sehingga para korban mudah percaya dan membayar Rp63 juta.
"Pembayaran dilakukan secara bertahap dan sembari proses pelunasan diminta untuk menjalani training," ungkap Sukawati saat mendamping para mahasiswa tersebut di Mapolda Bali, Senin.
Menurut dia, setelah para korban melunasi pembayaran, pelaku ternyata tidak tepat janji. "Terlapor mencoba mengulur-ulur waktu tetapi pada akhirnya batal tanpa alasan jelas," katanya.
Penipuan yang dilakukan oknum dosen perempuan itu akhirnya terkuak setelah adanya surat keterangan pemberitahuan dari konsulat Jerman di Indonesia yang menyebutkan PT Papan Dewata yang disebutkan terlapor bergerak di bidang penyalur tenaga kerja Indonesia ke Eropa ternyata perusahaan kontraktor.
Sebanyak 36 orang yang dikabarkan menjadi korban penipuan. Namun, baru lima mahasiswanya yang resmi melapor ke Polda Bali. Mereka ialah I Gede Agus Angga Purnama, 21, Komang Agus Sunada, 27, Ni Putu Sri Antari, 22, Kadek Krisna Wijaya, 22, dan Desak Putu Agustiani, 20.
"Sebenarnya, para korban ingin menempuh cara kekeluargaan untuk pengembalian uang, tetapi terlapor tidak ada iktikad baik. Telepon selulernya tidak aktif dan dua kali dicari ke rumahnya selalu tidak ada," pungkasnya. (OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved