Pekerja Konstruksi Jalan di Lanny Jaya Ditembak Kelompok Purom Wenda

Marcelinus Kelen
22/8/2016 19:38
Pekerja Konstruksi Jalan di Lanny Jaya Ditembak Kelompok Purom Wenda
(ANTARA FOTO/Rony Muharrman)

KELOMPOK kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Purom Wenda kembali beraksi dengan menembaki sejumlah pekerja konstruksi jalan dari PT AS Jaya yang berada di Distrik Malagaineri, Kabupaten Lanny Jaya, Senin (22/8), sekitar pukul 12.30 WIT.

Atas peristiwa itu, satu orang meninggal dunia bernama Simon, 36, yang sehari-hari sebagai operator di PT AS Jaya, lantaran terkena tembak di bagian kepala dan dada.

Data yang diperoleh, pelaku berjumlah 4 orang datang ke kamp PT Popong di Desa Kome Distrik Malagaineri dengan membawa dua pucuk senjata jenis SS2-V1 dan Ak-47. Kemudian mereka memerintahkan seluruh orang yang berada di kamp untuk berkumpul.

Setelah berkumpul salah satu dari mereka berkata, "Hari ini kepala kalian akan hilang." Namun, dari beberapa orang yang ada di sana, hanya satu orang saja yang mereka tembak dari dekat.

Setelah itu, mereka meninggalkan kamp tersebut. Diperkirakan waktu penembakan sekitar pukul 13.00 WIT. Aksi ini dilakukan diduga lantaran sakit hati. Setelah keluar dari penjara, yang bersangkutan kemudian meminta bantuan kepada Purom Wenda untuk melakukan aksi balas dendam.

Para pekerja PT Popong yang berada di Distrik Malagaineri untuk sementara diungsikan ke Tiom untuk mengantisipasi kejadian serupa. Para aparat keamanan hingga kini masih berada di RSUD Tiom.

Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw membenarkan, korban meninggal akibat ulah KKB di Lanny Jaya merupakan karyawan PT AS Jaya bernama Simon.

"Saat itu ada lima karyawan PT AS Jaya dari kamp di kampung Kome bergerak menuju tempat kerja di Kampung Kome, Distrik Popome, yang
jaraknya antara kamp dan TKP kurang lebih 3 kilometer. Saat tiba di tempat kerja, kelima karyawan dihampiri 4 orang tak dikenal datang dengan membawa senjata,” bilangnya.

Lalu tiba-tiba terdengar suara tembakan yang kemudian mengenai korban di bagian kepala sebelah kanan dan dada korban yang mengakibatkan korban meninggal dunia.

"Setelah korban ditembak, pelaku kemudian pergi meninggalkan tempat kejadian. Pada pukul 2.00 WIT korban langsung di bawa ke RS Tiom," sambung Kapolda.

Paulus menerangkan, dari hasil keterangan saksi, tim menduga korban ditembak karena dicurigai seorang anggota (aparat keamanan-red).

"Korban merupakan orang baru yang bekerja di PT AS Jaya, yang diduga sebagai anggota. Kini kami masih melakukan penyelidikan atas kasus ini," ujarya.

Sementara itu, Bupati Lanny Jaya Befa Yigibalom menegaskan, dari keterangan masyarakat, pelakunya ada kelompok Purom Wenda bersama Enden Wenda, bersama dua orang lainnya.

"Saya pikir pemerintah akan menghentikan jalan itu, apa pun konsekuensinya harus diambil. Kalau pembangunan mau dilakukan, masyarakat harus mengambil sikap," ungkapnya melalui telepon selulernya.

Befa mengungkapkan, sesuai dengan kesepakatan, dimana tempat kelompok itu bernaung, masyarakat harus menanggung denda kurang lebih Rp
1 miliar dan sebelum jenazah itu dimakamkan sudah harus dibayar.

"Masyarakat yang melindungi dan memberikan mereka tinggal harus membayar adat, terutama di Distrik Balingga Barat dan sekitarnya harus bertanggung jawab. Ini sesuai kesepakatan siapa pun yang melakukan aksi kontak senjata dan prilaku kelompok bersenjata ini, masyarakat tempat mereka tinggal harus menanggungnya," tukasnya.

Befa mengatakan dirinya akan menuju lokasi kejadian Selasa (23/8) besok untuk memimpin dilakukannya pembayaran adat. "Saya katakan perilaku pelakunya seperti binatang dan terkutuk, karena telah membunuh masyarakat, polisi, maupun TNI," katanya.

Ia menegaskan, sejak hari ini akan menarik semua alat berat yang ada di lokasi kejadian dan memindahkan program pembangunan ke daerah lain.

"Di lokasi kejadian ini tempat lokasi bencana alam yang terjadi hampir satu tahun terakhir. Saya tidak akan lagi menyalurkan bantuan dan tidak akan melanjutkan pembangunan jalan ke sana," tegasnya.

Ketua DPRD Lanny Jaya Terius Yigibalom mengungkapkan, aksi penembakan berlokasi di pembukaan jalan yang dilakukan oleh pemerintah, guna membuka akses masyarakat.

"Itu korbannya karyawan yang bekerja untuk membuka jalan, yang rencananya akan tembus ke Kabupaten Puncak,” ungkapnya kepada wartawan, di Jayapura.

Terius menegaskan, DPRD mengutuk mengutuk oknum yang melakukan penembakan itu. "Ini jalan yang dibuka bukan kepentingan pemerintah atau DPRD, tapi kepentingan masyarakat. Kami turut berduka cita atas kejadian ini," ungkapnya.

Terius menegaskan, pihaknya meminta pertanggungjawaban adat kepada para kelompok ini, dimana hal itu sesuai dengan keputusan yang telah disepakati masyarakat bersama pemerintah.

"Sebelumnya kita sudah sepakat, siapa pun yang melakukan aksi penembakan harus membayar adat. Nanti kita lihat bagaimana kronologis kejadian dan siapa pelakunya, kita akan tuntur dia bayar adat." (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya