Kapal Tenggelam,10 Penumpang Tewas

MI
22/8/2016 08:31
Kapal Tenggelam,10 Penumpang Tewas
()

ANGIN kencang dan gelombang tinggi menjadi penyebab tenggelamnya kapal kayu angkutan penumpang atau pompong bermuatan 17 orang, sekitar pukul 09.30 WIB, Minggu (21/8), di perairan Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjung Pinang Kota, Kota Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau.

"Kapal tenggelam akibat angin kencang dan gelombang besar. Kapal tersebut membawa wisatawan yang hendak ke Pulau Penyengat," sebut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, kemarin.

Tim SAR gabungan yang dipimpin Basarnas saat ini masih melakukan pencarian korban hilang dengan mengerahkan 20 kapal dan 50 pompong. Lebih dari 200 personel dari berbagai unsur diturunkan.

Hingga 14.30 kemarin, tim SAR gabungan telah menemukan 12 penumpang, dengan rincian 2 luka-luka, 10 meninggal dunia, dan 5 hilang. Saat ini, jenazah korban telah dibawa ke RSUD Tanjungpinang dan RS Angkatan Laut.

"Kita masih lakukan pencarian sampai jam 21.00. Cuaca kebetulan sedang bagus," kata Agustiawarman, Kalak BPBD Kota Tanjung Pinang, tadi malam.

Pernah menaiki perahu kayu penyeberangan orang di perairan Pulau Penyengat, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi berani menyatakan kapal itu tak memiliki standar keselamatan dalam beroperasi dan pengawasan pemdanya lemah. "Tidak ada standar keselamatan sama sekali selain perasaan dari pengemudinya," kata Tulus di Jakarta.

Karena itu, dia mendesak Pemprov Kepri segera membuat standar keselamatan dan operasional untuk perahu pompong. "Jangan hanya bisa memungut PAD dari wisatawan, tapi abai terhadap hak."

Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Kepri Reni Yusneli mengakui pengemudi perahu pompong tidak menyediakan pelampung. Jadi, meskipun jarak Penyengat dan Tanjungpinang itu dekat sekitar 10 km, tetap saja berbahaya

Yanuar, 55, salah seorang warga Pulau Penyengat mengatakan pengemudi pompong telah mengabaikan imbauan tidak berlayar padahal cuaca sedang buruk.

Di Bangka Belitung, kapal nelayan kepiting KM Satria 4 hilang di perairan Karang Sijuk, Bangka Selatan, kemarin. Peristiwa ini terjadi hanya berselang hari setelah KM Kartika II bermuatan ribuan gas elpiji 12 kg hilang di perairan Gelasa, Sabtu (20/8) . (HK/RF/Ant/N-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya