Gabah Dihargai Lebih dari HPP

Nurul Hidayah
19/8/2016 05:35
Gabah Dihargai Lebih dari HPP
(MI/Widjajadi)

SEBAGIAN petani di area pertanian Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, sudah memanen padi gadu.

Beberapa area pertanian itu ialah Kecamatan Terisi, Gantar, Kroya, Cikedung, dan Sukagumiwang.

"Sejak 10 hari lalu, petani di desa kami sudah panen," sebut Rusdani, Ketua Kelompok Tani Desa Plosokerep, Kecamatan Terisi, kemarin.

Ia mengaku senang karena bisa menikmati tingginya harga gabah di musim panen padi gadu ini.

Padi gadu merupakan padi yang ditanam di ujung musim hujan untuk dapat dipanen saat musim kemarau.

Menurut Rusdani, gabah kering panen (GKP) di desanya saat ini diberi harga tinggi, sebesar Rp5.000/kg, jauh di atas HPP sebesar Rp3.700/kg untuk GKP dan Rp4.600/kg untuk gabah kering giling (GKG).

Untuk mendapatkan harga GKG yang tinggi lagi, petani lalu menjemur gabah yang baru dipanen.

Namun, ternyata harga GKG sama dengan GKP, yaitu Rp5.000/kg.

"Padahal, petani sudah mengeluarkan biaya tambahan untuk menjemur gabah. Belum lagi susut sekitar 10% yang harus ditanggung setelah gabah mengalami penjemuran," kata Rusdani.

Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, menjelaskan saat ini padi di lahan seluas 20 ribu hektare sudah dipanen petani.

Selain faktor kemarau basah, mulai beroperasinya Waduk Jatigede juga memudahkan petani memperoleh pasokan air.

Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Indramayu, realisasi tanam padi gadu 2016 sudah tercapai 120 ribu ha dari target 125 ribu ha.

Sejumlah petani di Kabupaten Sukabumi juga bersiap menghadapi masa panen padi musim kedua, akhir Agustus nanti, seperti dikemukakan Yosep Taryawan, petani Kampung Babakan Bandung RT 01/06 Desa Wangunreja, Kecamatan Nyalindung.

Letak sawah yang berdekatan dengan Sungai Cimandiri menguntungkannya karena rata-rata produksi padi cukup tinggi sebesar 60 kg per 100 meter persegi atau sekitar 6 ton per lahan sawah.

Kondisi itu berbeda dengan tahun lalu yang dilanda musim kemarau panjang.

"Mudah-mudahan tidak tergganggu hama," ungkapnya.

Ancaman hama dan penyakit tanaman juga turut diwaspadai Dinas Pertanian dan Peternakan Cilacap, Jawa Tengah, pada musim tanam (MT) III.


Evaluasi bantuan

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kalimantan Selatan, Faturahman, menyerukan agar petani sungguh-sungguh bekerja untuk mencapai target produksi pangan karena pemerintah akan mengevaluasi bantuan di sektor pertanian.

Hal itu telah ditegaskan Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman saat berkunjung ke Kalsel, beberapa waktu lalu.

"Dengan evaluasi itu, pemda termasuk juga petani diharapkan bersungguh-sungguh bekerja."

Tahun ini, anggaran pertanian Kalsel meningkat mencapai Rp700 miliar, ditambah bantuan alat pertanian dari pemerintah pusat.

"Kalsel menyanggupi peningkatan luas tanam hingga 70 ribu ha lebih," ucapnya.

Sementara itu, realisasi penyaluran pupuk bersubsidi di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, dilaporkan mencapai 55% hingga akhir Juli lalu. (BB/LD/AD/DY/JS/N-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya