Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
PARA petani di Kecamatan Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara-Sumatera Utara, sangat mengharapkan hujan untuk kebutuhan air pada tanaman padi sawah. Akibatnya pascatanam hanya dapat dilakukan satu kali setia tahun.
Salah seorang petani di Kecamatan Pangaribuan, Sormin, 60, mengaku dirinya bersama petani lainya hanya melakukan penanaman padisawah setiap September hingga pada Oktober setiap tahun. Hal itu dilakukan mengingat pada September hingga Desember diyakini curah hujan tinggi, sedangkan pada Januari curah hujan sudah berkurang dan padi sawah sudah memasuki pasca panen.
Karena kondisi tersebut petani setempat menanam bibit padi sawah yang memiliki umur pasca panen hingga 6 bulan sehingga jangka waktu masa tanam hingga masa panen tepat pada cuaca di daerah itu.
Baca juga: Petani CSA Lombok Tengah Diminta Replikasi Penerapan di Luar ...
Ia mengatakan, masa tanam tersebut dilakukan sejak leluhur mereka. Namun tradisi masa tanam tidak dapat diubah karena tidak tersedianya pasokan air di areal persawahan tersebut.
"Luasan hamparan areal persawahan di daerah ini sedikitnya 100 hektar. Sejak leluhur hamparan tersebut dinamai dengan sawah langit sebab kebutuhan air hanya menunggu jatuhnya hujan dari langit," katanya.
Hal senada disampaikan petani lainya Makmur Pakpahan (66). Ia menambahkan, di hamparan tersebut tidak ada sungai yang cukup besar untuk dialirkan ke areal persawahan tersebut, hanya mata air kecil dibeberapa titik sehingga tidak mampu mengairi areal persawahan seluas didaerah ini, ujarnya.
Pascatanam setiap September hingga Oktober sudah menjadi tradisi sejak leluhur. Sebab pada bulan tersebut warga diyakini curah hujan akan tinggi sehingga pasokan air cukup untuk kebutuhan padi. "Sedangkan pada januari padi sawa sudah memasuki pasca panen sehingga kebutuhan air sudah berkurang," katanya.
Untuk peningkatkan produksi padi didaerah tersebut, pihaknya berharap pemerintah melakukan peninjauan pembangunan irigasi d idaerah itu dengan mencari titik mata air menuju areal persawahan didaerah tersebut.
Menurutnya, akibat ketidak tersediaan pasokan air menuju areal persawahan sedikitnya 40 % areal persawahan beralih pungsi menjadi tanaman plawija hingga menjadi lahan tidur.
"Jika pasokan air cukup pasca tanam akan dapat dilakukan hingga 3 kali setiap tahunya, ujarnya megakhiri. (JH/N-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved