DIY Terus Tingkatkan Populasi Sapi

A
12/8/2016 20:02
DIY Terus Tingkatkan Populasi Sapi
(ANTARA/Reno Esnir)

DINAS Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta terus berusaha keras untuk meningkatkan populasi sapi di DIY sebagai bagian dari ketahanan pangan khususnya kebutuhan daging.

Kepala Dinas Pertanian DIY, Sasongko, mengemukakan, saat ini populasi sapi di DIY mencapai 350 ribu ekor dengan besaran mulai dari anakan hingga sapi siap potong.

"Populasi sapi di DIY sangat berlebih. Setiap hari, di DIY hanya 80 sapi yang dipotong atau 2.400 ekor per bulan. Meski populasi sapi berlebih, kami mengupayakan peningkatan populasi sapi untuk ketahanan daging,” kata Sasongko, Jumat (12/8).

Langkah pertama untuk menaikkan populasi sapi itu, menurut Sasongko, sapi betina muda yang belum bunting akan dipacu gertak birahi. Harapannya agar segera bunting melalui proses Inseminasi Buatan. “Sapi betina dewasa yang masih produktif dilarang disembelih,” katanya.

Terhadap sapi betina yang bunting, ujarnya, Dinas Pertanian DIY memberikan subsidi sebesar Rp600.000 per ekor untuk membantu pemberian suplemen dan penguatan pakan.

Dinas Pertanian DIY, tambahnya, juga melakukan upaya membuat sentra pembibitan terutama sapi putih. Sentra pembibitan yang dibuat berada di Gunungkidul yakni sapi Peranakan Ongole dan Brahman. Sapi putih dipilih karena bagus untuk pembibitan. Sapi putih cepat untuk dikembangbiakkan dan tidak memerlukan pakan yang terlalu banyak.

“Potensi IB sapi putih lebih tinggi dibandingkan dengan sapi silangan (crossing) sulit dikembangbiakkan di sini karena tidak cocok cuacanya dan iklimnya,” ujarnya.

Ia mengakui peternak masih menyukai memelihara sapi-sapi besar seperti limusin. Namun, sapi tersebut bukan sapi asli Indonesia. Sapi-sapi besar sulit dikembangbiakkan. Sapi putih lebih cocok untuk dikembangbiakkan.

Sedangkan sapi putih kurang dilirik karena harga jual yang tidak semahal sapi besar. Peternak diimbau untuk lebih memahami hal tersebut. “Kalau mereka ingin punya pedet, maka peliharalah sapi putih. Kalau untuk menjual dengan harga tinggi, bisa memelihara sapi-sapi besar,” kata dia.

Sasongko mengungkapkan peternak yang ada di DIY merupakan peternak kecil di mana jumlah ternaknya rata-rata tiga hingga lima ekor sapi. Tidak semua sapi yang dimiliki akan dijual begitu siap potong. Ada kecenderungan untuk menjual sapinya hingga terdesak kebutuhan ekonomi.

Ditambah lagi di musim hujan seperti ini, peternak memilih untuk menggemukkan sapinya karena pakan mudah didapat. “Sebaliknya, saat pakan mulai mahal mereka akan menjual sapinya. Kalau saat dijual belum siap potong, nanti dari pembeli yang menggemukkan,” imbuhnya. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya